Nationalgeographic.co.id - Para astronom dari Planetary Science Institute melaporkan adanya kandungan air es yang melimpah di kerak Planet Ceres. Para peneliti telah mendeteksi peningkatan konsentrasi hidrogen di dalam dan sekitar kawah Occator, yang merupakan titik paling terang dan menonjol di Ceres.
“Planet kerdil Ceres, benda terbesar di sabuk asteroid, kaya akan air,” kata Dr. Tom Prettyman, ilmuwan senior di Planetary Science Institute, dan rekan-rekannya, seperti dilansir sci-news.
Planet Ceres adalah planet katai atau kerdil yang merupakan satu-satunya planet katai di tata surya. Itu menjadikannya sebagai objek terbesar di sabuk asteroid, wilayah yang terletak kira-kira antara orbit planet Mars dan Jupiter. Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal Geophysical Research Letters.
Para peneliti menggunakan data resolusi spasial tinggi yang dikumpulkan oleh Gamma Ray and Neutron Detector (GRaND) di atas pesawat ruang angkasa Dawn milik Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA. Dawn yang diluncurkan pada 27 September 2007 memang bertujuan untuk menjalankan misi mempelajari protoplanet Vesta dan planet kerdil Ceres di wilayah sabuk asteroid.
Para peneliti menjelaskan, struktur interior rata-rata Ceres terdiri dari mantel berbatu dan kerak setebal 25 mil atau sekitar 40 km. Permukaannya didominasi oleh sisa-sisa beku dari lautan global kuno.
Berdasarkan reologi konstrain, untuk mengamati aliran materi terutama dalam kondisi cair, peneliti menemukan bahwa kerak planet Ceres sangat volatil. Artinya sangat mudah berubah-ubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
Kerak Ceres mengandung air, filosilikat, garam, dan kemungkinan hidrat klatrat (gas hidrat). Kandungan air es di kerak Ceres, dapat secara bertahap menyublim sebagai respon terhadap perubahan permukaan oleh sinar matahari.
Baca Juga: Danau Cair di Lapisan Es Selatan Mars Mungkin Hanya Fatamorgana
Menurut peneliti, karena sumbu rotasi Ceres hampir tegak lurus terhadap sinar matahari, es telah surut ke kedalaman yang lebih besar di ekuator daripada di wilayah kutubnya. "Kami berhipotesis bahwa dampak dapat membawa air es dari kerak luar ke permukaan, mengisi regolith dengan es," tambah mereka.
Regolith adalah bagian atas permukaan planet Ceres yang menyelimuti batuan di bawahnya. Dengan demikian, distribusi air es makin dekat ke permukaan di beberapa desimeter atas regolith seperti yang dideteksi oleh GRaND.
Hal itu, kata peneliti, dapat terjadi baik oleh tumbukan besar dan sublimasi yang didorong oleh insolasi jangka panjang. “Kami menguji hipotesis ini dengan data GRaND resolusi spasial tinggi yang diperoleh dalam fase misi terakhir Dawn,” kata Dr. Prettyman.
Source | : | Sci News,Geophysical Research Letters |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR