Meski bulan Ramadan tahun ini berlalu, tak berarti Anda otomatis berhenti menyantap kurma. Buah kurma yang empunya nama latin Phoenix dactylifera ini diketahui punya banyak manfaat kesehatan.
Kurma segar mengandung gula sederhana—seperti fruktosa dan dektrosa—yang ketika dikonsumsi langsung dapat menjadi pengganti energi yang hilang. Oleh karenanya, kurma cocok sebagai bekal camilan dalam perjalanan, tidak cuma tepat untuk teman berbuka puasa saja.
Penelitian mengungkap kurma juga kaya vitamin C yang bertindak sebagai senyawa antioksidan dan mampu melindungi sel-sel tubuh dari efek merusak radikal bebas. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak kurma, semakin besar perlindungan terhadap radikal bebas.
Kelebihan lain kurma adalah kandungan flavonoid seperti betakaroten, lutien, dan zeaxantin — kurma bisa dianggap sebagai asupan yang hampir ideal, memberikan berbagai nutrisi penting.
Zat besi banyak terdapat dalam kurma, selain potasium alias kalium. Potasium adalah komponen pokok sel yang membantu mengendalikan detak jantung dan tekanan darah. Maka, potasium melindungi tubuh dari stroke dan penyakit jantung koroner.
Kurma juga merupakan laksatif ampuh. Serat dalam kurma melindungi dinding usus besar dengan mengikat unsur-unsur kimia penyebab kanker di dalam usus besar.
Ada pula serat beta-D-glukan telah terbukti untuk mengurangi penyerapan kolesterol LDL oleh tubuh, serta untuk memperlambat atau menunda penyerapan glukosa dalam usus kecil, sehingga membantu untuk menjaga kadar gula darah.
Serat larut tersebut melewati saluran pencernaan lebih lambat dari serat tak larut air. Dengan memperlambat pengosongan lambung, beta-D-glukan meningkatkan perasaan kenyang dan dengan demikian dapat membantu penurunan berat badan.
Selain itu, kurma mengandung kalsium, mangan, tembaga, dan magnesium. Kalsium berperan dalam pembentukan tulang dan gigi. Tembaga diperlukan untuk produksi sel darah merah. Magnesium penting untuk pertumbuhan tulang.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR