Nationalgeographic.co.id—Studi baru yang dilakukan oleh sebanyak 60 peneliti dan 44 institusi telah melaporkan bahwa adanya peningkatan hujan salju akan dapat mengimbangi kenaikan permukaan laut di benua paling selatan Bumi.
Studi ini melibatkan penggunaan metode modern generasi baru model iklim yang dipakai oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) Sixth Assessment Report untuk melakukan penghitungan proyeksi perubahan permukaan laut. Peneliti akan menggunakannya untuk meninjau informasi teknis, sosial-ekonomi, dan data ilmiah dari perubahan iklim yang ada.
Dengan memanfaatkan generasi baru model iklim ini, tim peneliti ingin melihat apakah proyeksi kenaikan permukaan laut dari model tersebut akan berbeda dengan generasi sebelumnya atau tidak. Dan ternyata, tim menemukan bahwa pemanasan model terbaru menyebabkan peningkatan pencairan lapisan es Greenland dan kenaikan permukaan laut yang lebih tinggi. Dua lapisan es Greenland dan Antartika merespons secara berbeda, hal ini mencerminkan bahwa iklim local mereka jelas sangat berbeda.
"Model-model baru umumnya memprediksi lebih banyak pemanasan daripada generasi sebelumnya, tetapi kami ingin memahami apa artinya ini bagi lapisan es," kata Prof Payne, peneliti studi ini.
Dilansir oleh Techexplorist.com, Profesor Tony Payne, Kepala Sekolah Ilmu Geografis Bristol, mengatakan, “Namun, ada sedikit perubahan dalam proyeksi kenaikan permukaan laut dari lapisan es Antartika. Ini karena peningkatan kehilangan massa yang dipicu oleh lautan yang lebih hangat dilawan oleh penambahan massa dari peningkatan hujan salju yang dikaitkan dengan atmosfer Kutub yang lebih hangat.”
Dia melanjutkan, “Temuan baru-baru ini menunjukkan bahwa masyarakat harus merencanakan untuk permukaan laut yang lebih tinggi, dan cocok dengan hampir semua perkiraan sebelumnya tentang kenaikan permukaan laut, di mana para ilmuwan memperkirakan permukaan laut akan terus naik melampaui tahun 2100, kemungkinan besar pada tingkat yang semakin cepat.”
Baca Juga: Fenomena Perubahan Iklim: Bunga-bunga Bermekaran di Puncak Gunung
Hasil studi baru yang dilakukan oleh Profesor Tony Payne ini telah diterbitkan dalam Jurnal Geophysical Research Letters pada 4 Mei 2021 yang berjudul ‘Future Sea Level Change Under Coupled Model Intercomparison Project Phase 5 and Phase 6 Scenarios From the Greenland and Antarctic Ice Sheets’.
“Memprediksi anggaran massa lapisan es dari perkiraan pemanasan global itu sulit, dan banyak proses yang terlibat membutuhkan perhatian lebih lanjut. Menemukan bahwa iklim yang lebih hangat tidak mempengaruhi anggaran massal Antartika, khususnya, memerlukan pemeriksaan lebih lanjut karena ini didasarkan pada perubahan besar dalam keseimbangan hujan salju dan pencairan laut.” kata Prof Payne.
“Salah satu hal utama yang perlu diambil dari ini, yang menarik, adalah bahwa respons dua lapisan es dan dampak pemanasan global terhadap keduanya berbeda dan sangat bergantung pada kondisi lokal mereka.” sambung Prof Payne.
Setiap kenaikan permukaan laut di benua paling selatan di dunia akan diimbangi oleh peningkatan hujan salju, yang terkait dengan atmosfer Kutub yang lebih hangat.
Para ilmuwan mengaitkan perbedaan yang terlihat dalam kasus ini dengan iklim Antartika yang lebih dingin. Sementara kenaikan suhu berarti lebih banyak mencairnya lapisan es, itu juga berarti peningkatan curah hujan dan karenanya turun salju.
Baca Juga: Burung dan Mamalia Lebih Berpeluang Selamat dari Perubahan Iklim
Jadi, di satu sisi, peningkatan hujan salju berpotensi menyeimbangkan lapisan yang mencair. Para penulis mengakui bahwa ini memerlukan studi lebih lanjut untuk menyimpulkan jika lapisan es yang mencair dan lebih banyak hujan salju memang dapat membatalkan satu sama lain.
Berdasarkan temuan ini, terbukti bahwa efek pemanasan global pada lapisan es sangat bergantung pada lokasi geografisnya. Namun demikian, Prof Payne memperingatkan bahwa umat manusia harus bersiap menghadapi kenaikan permukaan laut yang jauh lebih besar. Karena kenaikan permukaan laut adalah skala besar di alam ini dengan faktor-faktor seperti ekspansi, pemanasan dan pencairan gletser di seluruh dunia.
Proyeksi oleh model-model baru konsisten dengan hampir semua perkiraan sebelumnya tentang kenaikan permukaan laut, yang memprediksi bahwa permukaan laut akan terus meningkat jauh melampaui tahun 2100, kemungkinan besar pada tingkat yang dipercepat.
Baca Juga: Perubahan Iklim Mengancam Ketahanan Pangan Sektor Perikanan Indonesia
Source | : | techexplorist.com |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR