Keempuan, kepiawaian -- seseorang yang dianggap mumpuni di bidangnya, tak lagi cukup berupa catatan pengalaman dan unjuk kerja. Terkait Pasar Bersama ASEAN 2015 berdasarkan Mutual Recognition Agreement , pekerja dan profesional Indonesia mesti siap menghadapi persaingan sehat dari rekan-rekan negara serumpun, termasuk dalam bidang pariwisata.
Ini mengemuka dalam Konvensi Nasional Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang membahas bidang Wisata Pemancingan, Usaha Jasa Spa, dan Jasa Informasi Pariwisata di Hotel Jayakarta, Jakarta, Kamis (12/9).
SKKNI perlu untuk menyusun pelatihan dan sertifikasi. “Saya pernah didatangi pengacara yang menanyakan soal standar balawista (life guard), penjaga keselamatan di pantai. Ia diutus calon investor asing yang berminat membuka resort di Indonesia, dan ingin memastikan bahwa tempat usahanya memenuhi standar usaha wisata internasional, termasuk keselamatan tamu.
Jadi, kita tak bisa lagi menganggap, memperkerjakan balawista itu pemborosan seperti kecenderungan selama ini,” ujar HA Daradjat Kartawidjaja, Kepala Badan Nasional Sertifikasi Profesi yang membuka resmi acara didampingi Endang Martani, Direktur Pusat Penelitian dan Pengembangan.
Pada dasarnya, Standar Kompetensi Kerja adalah gambaran tiga hal pokok terkait kemampuan kerja – apa yang seharusnya dilakukan di tempat kerja sesuai tugas dan kondisi lingkungan kerja, sejauh mana kinerja yang diharapkan, dan mengukur apakah seseorang belum atau sudah mampu menampilkan kinerja yang diharapkan.
Untuk Jasa Informasi Pariwisata, misalnya, pekerja profesional mesti mampu menyediakan data, berita, feature, foto, video dan hasil penelitian mengenai pariwisata yang disebarkan dalam bentuk cetak dan elektronik. Bidang ini masih sangat haus untuk digarap.
Seiring pandangan masyarakat Indonesia yang menganggap berwisata sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok, majalah wisata, baik yang mesti dibeli eceran atau berlangganan, atau yang disediakan gratis mulai bermunculan.
Sementara untuk peta wisata, baru terlihat Media Wisata Indonesia yang menerbitkan Jakarta Map dengan berbagai tema, the official free map of Indonesia bekerja sama dengan Menparekraf yang disebarkan gratis, dan MAP700 yang menerbitkan peta tematik dan wilayah Jabotabek, Bandung sekitarnya.
Dalam suatu pertemuan komunitas profesional hotel, “Saya bertemu dengan bule yang ternyata baru beberapa bulan menjadi staf di sebuah hotel, padahal, pekerja asing di perhotelan biasanya hanya di tingkat pimpinan tertinggi, bukan tingkat staf. Orang bule pun kini tak keberatan bekerja dengan standar gaji orang Indonesia di sini,” kisah Sankar Adityas, Public Relation & E-Commerce Grand Whiz Kelapa Gading. Standar Kompetensi profesi kita tak bisa lagi menunggu.
Penulis | : | |
Editor | : | Kahfi Dirga Cahya |
KOMENTAR