Peru dilaporkan menjadi negara yang memiliki ladang penghasil daun koka -bahan pembuat kokain- terbesar di dunia. Menurut laporan badan PBB yang mengurusi pengunaan obat terlarang, UNDOC ada 60.400 hektare lahan di Peru yang digunakan untuk menanam tanaman penghasil daun koka tahun lalu.
Sebelumnya, negara penghasil daun koka terbesar dunia adalah Kolombia. Namun, pemerintah negara itu sukses memberantas penanaman tumbuhan itu.
Sejauh ini masih belum jelas berapa besar produksi daun itu yang digunakan untuk kepentingan legal seperti teh dan pengobatan. Laporan mengatakan jumlah produksi daun koka yang ada di Peru jauh lebih besar dari Kolombia dan Bolivia.
Jumlah lahan yang digunakan untuk daun koka di Peru saat ini 20 persen lebih luas dibanding Kolombia. UNDOC mengatakan pemerintah Kolombia berhasil mengurangi lahan koka hingga 25 persen dibanding tahun sebelumnya. Hal serupa juga berhasil dilakukan oleh pemerintah Bolivia.
Berkurang banyak
Pemerintah Peru sebenarnya juga memiliki program pemberantasan penanaman daun tersebut dan upaya yang dilakukan oleh pemerintahan Presiden Ollanta Humala juga mendapat pujian dari PBB.
"Ada hal penting yang berhasil mereka lakukan dengan mengurangi jumlahnya hingga 3,4 persen, setelah dalam tujuh tahun terakhir terus bertamabah,"kata Kepala UNDOC untuk wilayah Peru, Flavio Mirella.
Laporan yang dihimpun oleh UNDOC didasarkan atas gambar citra satelit dan survei lapangan. Mereka mengatakan laporan itu menunjukan ada lahan daun koka berada di 13 wilayah Peru. Lahan daun koka terbesar berada di Cusco, Ayacucho, di sebelah selatan Andes dan Huanuco, di Peru tengah.
"Pemerintah berhasil menghancurkan 14.230 hektar tempat ditanamnya tanaman koka di Alto Huallaga dan Aguaytia. Sejumlah area ini beserta wilayah seperti Apurimac-Ene dan Mantaro River Valley meruapakan daerah yang secara kuat dikaitkan dengan perdagangan obat terlarang dan terorisme," tulis UNDOC dalam laporannya.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR