Rayap merupakan jenis serangga yang agak menarik, termasuk ke dalam jenis serangga sosial yang hidup berkoloni seperti semut atau pun lebah. Dengan koloninya, rayap mampu membangun sarang besar yang dapat mencapai ketinggian hingga 91 meter yang terdiri dari 2.600 spesies rayap.
Saat ini lebih dari satu kuadriliun -satuan bilangan yang besarnya ribu kali triliun; seribu triliun- rayap hidup di muka bumi ini. Kemampuan rayap mencerna kayu dan tanaman, menjadikan mereka sebuah bagian penting dari sebuah ekosistem alami.
Dan tahukah Anda, ternyata tumpukan kotoran rayap menjadi bangunan favorit bagi mereka sendiri. Mengapa demikian? Berikut lima fakta dari kotoran rayap yang mungkin belum Anda ketahui sebelumnya:
Rayap membangun sarang dengan kotoran mereka
Rayap membangun sarang dan tabung penampung yang panjang lurus dari kombinasi hasil kunyahan kayu dan kotoran mereka sendiri. Seperti dalam kasus rayap Formosa, yang merupakan spesies invasif yang berasal dari Cina, namun sekarang spesies dapat ditemukan di seluruh dunia termasuk negara yang beriklim hangat sekalipun seperti Amerika Selatan.
Sarang rayap mengandung material yang berasal dari kotoran, di mana kotoran dapat dengan mudah menjadi kuman dan menjadi penyakit bila berada di lingkungan yang hangat, lembab, dan tertutup.
Namun sebuah studi baru yang tertulis dalam Proceedings of Royal Society B menunjukkan bahwa kotoran rayap sebenarnya justru menghasilkan antibiotik alami. Ilmuwan menemukan bahwa butiran kotoran mengandung bakteri yang mengandung senyawa tertentu yaitu Streptomyces. Streptomyces merupakan senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan jamur yang berbahaya bagi koloni rayap.
Sarang rayap terbuat dari kayu
Beberapa hewan memang memiliki kemampuan mencerna kayu. Rayap dapat melakukannya karena mendapat bantuan dari mikroba khusus yang merupakan salah satu ekosistem mikroba yang paling kompleks di dunia hewan.
Mikroba dari spesies Reticulitermes speratus tidak hanya mengandung bakteri tetapi juga organisme bersel tunggal yang biasa disebut archaea and protists. Beberapa mkiroorganis hidup di dalam rayap yang mana tidak pernah ditemukan pada hewan lain sebelumnya.
Menguntungkan bagi manusia
Beberapa mikroba eksotis juga bermanfaat bagi manusia. Salah satunya ialah saat seorang peneliti kanker menemukan bahwa mikroorganisme tertentu yang berada dalam hidgut rayap (semacam usus besar pada manusia), dapat menghasilkan centrin yang lebih banyak dibanding makhluk lain.
Centrin adalah protein yang berhubungan dengan pembelahan sel dan dengan mempelajari bagaimana centrin bekerja, membantu peneliti menentukan peran centrin dalam divisi membantu penanganan penyakit kanker.
Kotoran rayap dapat diubah menjadi tenaga
Para ilmuwan juga melihat bagaimana mikroba pada rayap dapat menghasilkan hidrogen dari kayu yang dicerna. Mikroba dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk daya bahan bakar hidrogen, jenis baterai yang hanya memancarkan air.
Rayap makan kotoran satu sama lain
Rayap tidak terlahir dengan mikroba baik (fungsional) di dalam tubuhnya. Seperti kebanyakan hewan lainnya, mereka harus menyuntikkan tubuh mereka dengan zat lainnya. Beberapa hewan mentransfer bakteri baik dari ibu ke anak mereka yang baru lahir melalui proses menyusui dan kecupan. Namun tidak demikian dengan rayap,mereka mentransfer bakteri baik dengan memberi makan satu sama lain melalui kotoran mereka.
Menurut salah seorang penulis studi, dengan memakan kotoran kawan, selain mentransfer mikroba yang menguntungkan, proses ini juga membuat pemanfaatan nutrisi yang lebih efisien, pengakuan dari pasangan dalam satu koloni, komunikasi satu sama lain, dan proses distribusi yang berkaitan perbedaan kasta satu sama lain.
Penulis | : | |
Editor | : | Andri Donnal Putera |
KOMENTAR