Nationalgeographic.co.id—Tiga ekor harimau sumatra ditemukan mati berdekatan di Desa Ie Buboh, Kecamatan Meukek, Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh. Ketiga harimau sumatra itu tewas akibat terjebak jerat.
Ironisnya, lokasi matinya ketiga harimau itu masih berada di kawasan hutan lindung Aceh. Hal itu disampaikan dalam surat laporan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh kepada Sekretaris Jenderal (Sekjen) Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Tiga harimau sumatra yang tewas mengenaskan itu ditemukan pada Selasa, 24 Agustus 2021. Kronologinya, pada Selasa sore itu, Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Subulussalam menerima laporan dari Kepala UPTD KPH Wilayah VI perihal adanya harimau sumatra yang terjerat di Desa Ie Buboh.
"Menindaklajuti laporan tersebut, tim medis dari Balai KSDA Aceh pada hari Selasa malam tanggal 24 Agustus 2021 bergerak menuju lokasi untuk melakukan penanganan harimau sumatra yang terjerat," tulis BKSDA Aceh dalam surat laporan kejadian yang bersifat internal itu. Kepada National Geographic Indonesia, seorang staf di KLHK telah mengonfirmasi kebenaran isi surat laporan tersebut.
Kemudian pada hari Rabu pagi, tanggal 25 Agustus 2021, tim medis BKSDA Aceh bersama Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), Forum Konservasi Leuser (FKL), dan Wildlife Conservation Society (WCS) menuju lokasi untuk melakukan penanganan terhadap tiga harimau sumatra yang terjerat tersebut. Namun pada saat tim tiba di lokasi, mereka menemukan tiga harimau sumatra itu ternyata sudah dalam kondisi mati akibat terjerat.
Selanjutnya tim melakukan koordinasi dengan pihak Kepolisian dan Balai Gakum Wilayah Sumatera untuk bersama-sama melakukan olah TKP dan nekropsi. "Berdasarkan hasil identifikasi tim di lapangan, ditemukan 3 (tiga) ekor bangkai harimau sumatera yang terdiri dari 1 (satu) ekor induk dan 2 (dua) ekor anakan," tulis laporan tersebut.
Baca Juga: Penjual Kulit dan Tulang Harimau Sumatra Tertangkap di Bengkulu
Lebih lanjut, tim medis, inafis polres Aceh Selatan, dan Balai Gakkum Sumatra akan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan proses nekropsi untuk memastikan penyebab kematian ketiga harimau tersebut.
Hingga saat ini belum diketahui siapa pemilik jebakan jerat tersebut. Tim masih mencari tahu siapa yang memasang jerat yang menewaskan tiga harimau sumatra itu, yang notabene termasuk jenis satwa yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia.
Harimau merupakan salah satu jenis kucing terbesar yang masih hidup di bumi. Namun kondisi mereka kini semakin mengkhawatirkan karena jumlah populasi mereka semakin sedikit dan bahkan terancam punah.
Menurut data dari World Wildlife Fund (WWF) dan Global Tiger Forum pada 2016, terjadi penurunan sebanyak 96% dalam 100 tahun terakhir. Jumlah harimau yang tadinya 100 ribu menjadi hanya 4.000 di awal abad ke-21.
Yang menyedihkan, keadaan tidak lebih baik sejak saat itu. Perburuan liar, penyelundupan, dan perusakan habitat semakin mengancam keberlangsungan hidup harimau.
IUCN Red List memasukkan harimau dalam kategori hewan terancam punah. Mereka memperkirakan, hanya ada 2.154 hingga 3.159 harimau dewasa yang tersisa di alam liar. Menurut IUCN, tren populasi hewan tersebut semakin menurun.
Baca Juga: Lima Kucing Terbesar yang Hidup di Alam Liar: Harimau hingga Puma
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR