Marty Baum sedang duduk dan menonton televisi di rumah bersama pacarnya, Robin Pitman, pada Sabtu malam bulan Agustus ketika ia terserang demam hingga nyaris tidak bisa berdiri. "Saya berkeringat banyak sekali dan tidak bisa mengontrol diri saya," kata lelaki berusia 59 tahun dari Jenson Beach, Florida ini.
"Bila terkena flu, saya akan tahu sebelumnya--mungkin kelenjar bengkak atau nyeri sendi. Tetapi, yang menakutkan bagi saya malam itu adalah saya tidak tahu apa penyebab penyakit ini. Semula saya sehat lalu mendadak demam hingga 39 derajat Celsius," kata dia.
Tes darah segera menegaskan bahwa Baum dan Pitman menderita demam berdarah dari virus yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti dan biasanya hidup di iklim tropis.
Nyamuk ini tinggal di dekat manusia dan mudah ditemukan dalam genangan air di pot bunga, bahkan di lipatan terpal.
Demam berdarah adalah penyakit tropis yang berdampak terhadap 40% populasi dunia. Sekitar 300 juta orang terinfeksi penyakit ini setiap tahunnya.
Beberapa korban menderita demam yang menyebabkan perdarahan dan rendahnya tekanan darah. Di seluruh dunia, penyakit ini menyebabkan sekitar 25.000 kematian per tahun.
Para ilmuwan sangat prihatin dengan munculnya virus di Jenson Beach, Florida, yang berarti demam berdarah telah menyebar ke utara dari Key West.
Daerah itu juga jadi salah satu wabah paling awal di AS, tercatat pada 2009. Sebelumnya, tidak ada wabah demam di Florida selama beberapa dekade.
Tetapi, para ilmuwan percaya bahwa perubahan iklim telah membuat demam berdarah lebih banyak dijumpai di wilayah selatan di AS seperti California Central Valley dan San Francisco Bay Area. Para ilmuwan di AS berharap bisa menggunakan citra satelit beresolusi tinggi guna membantu mendeteksi dan memetakan sarang-sarang nyamuk.
Informasi ini akan dikombinasikan dengan data mengenai cuaca dan iklim untuk mengetahui besaran jumlah nyamuk yang berpotensi menyebarkan demam berdarah.
Sementara pihak yang berwenang di Key West berencana melepaskan nyamuk jantan yang sudah dimodifikasi secara genetis hingga mengandung gen yang bisa menghentikan pertumbuhan nyamuk normal.
Keturunan mereka akan mewarisi gen yang akan mengubah fungsi sel dan menyebabkan mereka mati sebelum mencapai usia dewasa.
Penulis | : | |
Editor | : | Oik Yusuf |
KOMENTAR