Sebuah penelitian yang pernah dilakukan Timothy Judge, profesor di bidang manajemen dari Mendoza College of Business-University of Notre Dame, menemukan bahwa stres saat bekerja, kepuasan bekerja dan gangguan kesehatan akibat stres banyak disebabkan oleh gen. Sebuah kenyataan yang jarang disadari.
Judge meneliti 600 pasangan kembar, baik identik maupun tidak, baik dibesarkan bersama-sama maupun terpisah. Dia menemukan bahwa dibesarkan di lingkungan yang sama hanya memiliki efek yang kecil pada kepribadian, stres, dan kesehatan seseorang. Sedangkan gen memiliki efek empat kali lebih besar dibandingkan faktor lingkungan!
Sebagai contoh, Judge mengatakan apabila ada dua orang pekerja yang bekerja di bidang yang sama melaporkan tingkat stres yang berbeda, maka bukan berarti satu dari dua pekerjaan tersebut mampu memicu stres lebih besar. “Penelitian kami menunjukan bahwa hal ini disebabkan perbedaan herediter (menurun secara genetik),” ujar Judge.
Penelitian ini mencoba menunjukkan bahwa mengganti pekerjaan belum tentu menjadi jalan terbaik untuk menghindari stres. Justru mereka harus melihat kecenderungan untuk mengalami stres yang berasal dari diri mereka sendiri. Namun, Judge juga menekankan bahwa bukan berarti juga seseorang tidak perlu menghindari pekerjaan yang memiliki tingkat tekanan yang tinggi.
Meski demikian, jangan sampai Anda berpikir bahwa stres yang dialami merupakan sesuatu yang wajar karena sudah menjadi “bawaan”. Apabila ini terjadi, bisa saja Anda mulai berpikir bahwa lingkungan tidak akan mempengaruhi Anda. Justru kedua faktor tersebut, gen dan lingkungan, memiliki hubungan yang saling mempengaruhi untuk memicu terjadinya stres.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR