Hukum yang dibicarakan oleh Hakim Chandravanshi adalah bagian undang-undang hukum pidana di India. Hukum era kolonial Inggris, yang telah ada di India sejak 1860, menyebutkan beberapa "pengecualian"—situasi di mana seks bukan pemerkosaan, dan salah satunya adalah "oleh seorang pria dengan istrinya sendiri" yang bukan anak di bawah umur.
Idenya berakar pada keyakinan bahwa persetujuan untuk seks "tersirat" dalam pernikahan dan bahwa seorang istri tidak dapat menariknya kembali nanti. Akan tetapi, ini semakin banyak ditentang di seluruh dunia dan selama bertahun-tahun, lebih dari 100 negara telah melarang pemerkosaan dalam pernikahan. Inggris juga melarangnya pada 1991, dengan mengatakan "persetujuan tersirat" tidak dapat "dipertahankan secara serius" saat ini.
Namun terlepas dari kampanye panjang dan berkelanjutan untuk mengkriminalisasi kasus tersebut, India tetap berada di antara 36 negara di mana undang-undang itu tetap tidak ada dalam buku undang-undang, membuat jutaan wanita terjebak dalam pernikahan yang penuh kekerasan.
Menurut survei yang dilakukan pemerintah India, 31 persen wanita menikah—hampir satu dari tiga—telah menghadapi kekerasan fisik, seksual dan emosional dari suami mereka.
Selama bertahun-tahun, India telah membuat beberapa kemajuan dalam menangani kekerasan terhadap perempuan dengan membawa undang-undang tentang kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan seksual. Akan tetapi, mereka tidak melakukan apa pun tentang pemerkosaan dalam pernikahan.
Pada 1980-an, Prof Baxi adalah bagian dari sekelompok pengacara terkemuka yang telah membuat beberapa rekomendasi untuk mengubah undang-undang pemerkosaan kepada komite anggota parlemen.
"Mereka menerima semua saran kami kecuali yang melarang pemerkosaan dalam pernikahan," katanya dilansir dari BBC.
Source | : | indianexpress.com,BBC |
Penulis | : | Agnes Angelros Nevio |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR