Digital Happiness, studio pengembang game asal Bandung, kembali merilis kabar terbaru terkait proyek ambisius game mereka berjudul DreadOut. Meski belum dipastikan tanggal rilis, mereka menjanjikan game horor ini sudah siap diunduh sebelum pergantian tahun.
Selain itu, informasi penting lain adalah game ini akan diluncurkan dalam dua bagian. Bagian pertama yang masih berupa beta akan tersedia pada akhir tahun 2013 dan bagian kedua pada tahun selanjutnya. Saat ini, kanal distribusi bagi game ini bakal menggunakan Steam.
"Saat ini kami masih merampungkan dokumen pajak dan hukum antara Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat," ujar Direktur Proyek DreadOut, Rachmad Imron, dalam blog resminya.
Kanal distribusi Steam didahulukan oleh Digital Happiness karena memanfaatkan fitur Steam Early Access untuk pengujian game sebelum diluncurkan dalam versi penuh. Steam Early Access merupakan fitur untuk merilis game yang belum rampung sepenuhnya kepada pengguna dengan harapan menjaring masukan mengenai masalah teknis atau bug yang ditemui di sepanjang permainan. Mengunduh game dari Steam Early Access berarti harus bersiap menemui game yang mudah crash maupun sarat dengan bug.
DreadOut merupakan game horor yang menempatkan Linda Meilinda, seorang pelajar SMA untuk mengungkap misteri di sebuah kota yang ditinggalkan penduduknya secara misterius. Dia terpisah dengan rombongan teman-temannya dan kini harus berjuang menemukan mereka. Sepanjang perjalanan, Linda harus berjuang menghadapi hantu-hantu yang bergentayangan di kota tersebut.
Permainan ini menggunakan gaya tiga dimensi, pemain akan melihat Linda dari balik pundaknya. Untuk bertahan hidup, Linda memiliki kemampuan untuk melihat hantu melalui layar kamera, baik kamera digital maupun kamera ponsel. Dengan menjepret gambar hantu, dia bisa mengalahkannya.
Strategi Digital Happiness dengan merilis demo game ini berbuah manis dengan respon positif, tidak hanya di Indonesia, tapi juga luar negeri. Berbagai video ulasan yang beredar di Youtube menyebut bahwa game ini memiliki potensi yang besar untuk menjadi game menyeramkan. Meski ada pula yang mengaitkannya dengan game Fatal Frame yang memiliki gaya sama yakni membasmi hantu melalui bidikan kamera.
Salah satu keunggulan dari DreadOut adalah setting Indonesia yang berhasil dihidupkan para pengembang, mulai dengan perkakas rumah yang biasa ditemui hingga hantu-hantu Indonesia seperti kuntilanak, pocong, maupun tuyul.
Menggalang dana dari Indiegogo, Dread Out berhasil menggalang dana sebesar 26.097 dollar AS dan melampaui target 25.000 dollar AS. Tahap selanjutnya, mereka berhasil meraup cukup dukungan untuk masuk ke Steam Greenlight agar bisa diedarkan dalam versi belum rampung dan terus mendapatkan masukan dari pengguna hingga akhirnya selesai.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR