Bintang olahraga polo berkuda, Adolfo Cambiaso, membantu timnya menjuarai Kejuaraan Nasional Argentina akhir pekan pertama Desember 2013 dengan mencetak sembilan angka dalam 16-11 pertandingan. Dua dari yang dicapainya dengan mengendarai kuda bernama Show Me – kuda hasil kloning pertama yang ditunggangi masuk dalam bursa lelang Argentina, seperti dilaporkan Calgary Herald.
Pengembangbiakan kuda-kuda nomor satu sudah menjadi bisnis besar, dan kini, dengan kemajuan dalam teknologi kloning, sebuah firma dengan terbuka menawarkan cara yang lebih pasti soal menghasilkan kembali kinerja hewan-hewan pencetak juara. Sampai baru-baru ini, kuda-kuda kloning dari pemenang polo berkuda masih terlalu muda untuk turut dipertandingkan. Kuda poni kloning pertama lahir pada 2010 dan selalu tak ditunggangi hingga usia lima tahun dalam pertandingan sampai mereka berusia lima tahun. Lewat kemenangan tim Cambiaso, dengan demikian, para atlet polo berkuda dan penanam modal kini membuktikan, bahwa kuda-kuda kloning telah bisa berprestasi sebaik “sel tunas asal” mereka dalam pertandingan, seperti dilaporkan majalah Outside.
Hewan-hewan kloning sudah dipertontonkan di sejumlah ajang beberapa tahun terakhir. Pada 2009, ilmuwan Korea Selatan menghasilkan kloning anjing-anjing pengendus obat terlarang dari keturunan pengendus ulung. Badan pangan Amerika Serikat, FDA pada 2008 mengumumkan, bahwa daging dari hewan kloning aman disantap. Ternak hasil kloning selalu digunakan untuk mengembangbiakkan sapi-sapi baru dari sapi-sapi hasil pengembangbiakan konvensional alih-alih langsung menyembelihnya. Namun, pejabat berwenang di Inggris menemukan bukti pada 2010, bahwa dua ternak kloning berakhir dalam rantai makanan di sana. Sementara itu, kuda pacu kloning tidaklah popular karena US Jockey Club, dengan kuda-kuda yang harus terdaftar untuk bisa berpacu di Amerika Utara, melarang kloning..
Keberhasilan kuda polo kloning belum terjamin. Kuda kloning hanya 98 persen mirip secara genetika dengan “induk”-nya, plus pelatihan dan gizi memainkan peran penting dalam membentuk atlet mumpuni, lapor National Geographic.
Namun, banyak pertaruhan besar soal kloning kuda polo. Dalam Januari 2013, jauh sebelum pertandingan akhir pekan, The Economist melaporkan, sejumlah perusahaan pelaku kloning sudah membukukan pesanan, meskipun biayanya 10 kali lebih banyak daripada membeli sperma dari kuda jantan pencetak juara.
Penulis | : | |
Editor | : | Kahfi Dirga Cahya |
KOMENTAR