Nationalgeographic.co.id—Polusi cahaya meningkat sekitar 10 persen setiap tahun dalam satu dekade terakhir, menjadikannya salah satu perubahan lingkungan terbesar akibat ulah manusia. Sains telah mengungkap dampaknya dirasakan oleh serangga di seluruh dunia.
Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Frontiers in Plant Science mengungkap bahwa cahaya buatan yang menyala sepanjang malam, seperti lampu jalan, dapat menyebabkan daun tumbuh lebih keras dan kurang menarik bagi serangga.
Perubahan dalam proses fotosintesis ini berpotensi mengancam rantai makanan kecil yang ada di lingkungan perkotaan.
Pengaruh Cahaya Buatan pada Daun dan Serangga
Cahaya buatan pada malam hari telah lama diketahui mengganggu kehidupan satwa liar.
Berbagai studi menunjukkan bahwa cahaya ini dapat mengacaukan ritme sirkadian hewan, mengganggu reproduksi amfibi, membingungkan anak penyu yang mencari arah menuju laut, serta mengalihkan jalur burung yang bermigrasi.
Serangga juga menunjukkan respons berbeda terhadap cahaya malam. Cahaya buatan menghambat komunikasi serta reproduksi kunang-kunang, membuat beberapa serangga lebih rentan terhadap predator seperti kelelawar, atau justru menarik mereka ke sumber cahaya yang bisa berakibat fatal.
Berangkat dari fenomena ini, para peneliti di Chinese Academy of Sciences ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana cahaya buatan memengaruhi hubungan antara tanaman dan serangga.
Mereka mengamati bahwa daun pohon di daerah perkotaan tampak mengalami lebih sedikit kerusakan akibat serangga dibandingkan dengan daun di luar kota. Untuk memahami fenomena ini, mereka menganalisis sampel daun dari berbagai pohon di Beijing.
Penelitian berfokus pada dua jenis pohon yang umum ditemukan di tepi jalan, yakni pohon pagoda Jepang dan pohon ash hijau.
Para peneliti mengambil sampel dari 30 lokasi yang diterangi lampu jalan pada malam hari. Mereka mengukur tingkat kecerahan, mengumpulkan hampir 5.500 daun, serta menilai ukuran, kekerasan, kandungan nutrisi, dan bahan kimia pada daun, sekaligus mengamati tanda-tanda aktivitas serangga.
Baca Juga: Benarkah Kafein Membuat Anda Tetap Terjaga dari Kantuk, Sains Beri Penjelasan
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR