Nationalgeographic.grid.id—Di bulan Ramadan, umat Muslim di seluruh dunia berbondong-bondong menunaikan zakat fitrah, sebuah kewajiban yang sarat makna.
Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya, apa sebenarnya yang mendorong seseorang untuk berdonasi, baik itu zakat fitrah maupun bentuk donasi lainnya? Apakah semata-mata karena kewajiban agama, dorongan altruistik, ataukah ada faktor-faktor lain yang lebih kompleks yang memengaruhi keputusan tersebut?
Sains, khususnya ilmu perilaku, mencoba mengurai misteri di balik tindakan mulia ini. Melalui berbagai penelitian dan eksperimen, para ilmuwan berusaha mengungkap alasan-alasan psikologis, sosial, dan ekonomi yang mendasari perilaku berdonasi.
Mengapa kita beramal dan kendala yang dihadapi
Penelitian telah mendalami berbagai alasan yang mendorong orang untuk berdonasi, sekaligus mencari tahu mengapa frekuensi dan jumlah donasi seringkali tidak sesuai dengan harapan awal. Upaya untuk menjembatani kesenjangan antara niat dan tindakan dalam beramal ini telah menghasilkan pemahaman yang lebih.
Motivasi di balik pemberian amal dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok besar. Pertama, ada motivasi yang bersifat altruistik murni, di mana seseorang berdonasi karena mereka benar-benar menghargai dampak positif yang dihasilkan oleh organisasi amal bagi masyarakat.
Kedua, terdapat motivasi yang "tidak sepenuhnya" altruistik. Dalam kategori ini, individu berdonasi karena mereka mendapatkan kepuasan atau nilai pribadi dari mengetahui bahwa mereka telah berkontribusi pada kebaikan sosial yang diperjuangkan oleh badan amal.
Terakhir, ada pula motivasi yang sama sekali tidak altruistik. Motivasi ini mendorong seseorang untuk berdonasi semata-mata untuk pamer kekayaan di hadapan orang lain, mungkin dengan harapan menarik perhatian calon pasangan.
Namun, pertanyaan yang muncul adalah, apakah motif-motif ini cukup kuat untuk mendorong orang untuk berdonasi sebanyak yang sebenarnya mereka niatkan? Meskipun dukungan terhadap badan amal tersebar luas dalam masyarakat, seringkali kita mendapati diri kita tidak berdonasi sesering yang kita bayangkan.
Sebagai contoh, banyak orang memiliki niat untuk menyertakan sumbangan amal dalam surat wasiat mereka, namun niat tersebut seringkali terlupakan begitu saja ketika saatnya tiba untuk membuat keputusan akhir.
Seperti dilansir laman The Guardian, sebuah riset menunjukkan bahwa sebuah tindakan sederhana, seperti bertanya langsung kepada seseorang apakah mereka ingin berdonasi, dapat memiliki dampak signifikan.
Baca Juga: Tips Sehat Sains: Cara Tidur Cukup Selama Bulan Puasa Menurut Dokter
KOMENTAR