Bulan Jupiter yang telah lama diduga berpotensi mendukung kehidupan, Europa, ketahuan "menyemburkan" air hingga ketinggian yang melebihi Gunung Everest. Teleskop antariksa Hubble milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menangkapnya.
Dalam publikasi di jurnal Science, ilmuwan menyatakan bahwa citra Hubble menunjukkan adanya surplus hidrogen dan oksigen di belahan Bumi selatan Europa. Bila terkonfirmasi bahwa bahan kimia itu adalah air, maka ada harapan besar lautan di underground Europa bisa diakses.
"Keberadaan air telah memicu ilmuwan untuk berspekulasi bahwa Europa yang kita kenal hari ini menyimpan kehidupan," kata James Green, pimpinan studi ilmu keplanetan NASA, seperti dikutip BBC, Kamis (12/12/2013).
"Uap yang disemburkan menarik perhatian bila memang ada di sana, uap itu membawa molekul dari lautan di Europa. Mungkin ada lebih banyak material organik yang ada di permukaan Europa," imbuh Green.
Ilmuwan menemukan adanya uap air pada citra Europa yang diambil teleskop Hubble pada November dan Desember 2013, serta pada tahun 1999. Uap air yang dimaksud terdapat berupa unsur hidrogen dan oksigen.
"Itu konsisten dengan dua semburan uap air setinggi 200 km," ungkap Lorenz Roth dari Southwest Research Institute di San Antonio, Texas. Setiap detik, sekitar 7 ton material disemburkan ke atmosfer Eoropa.
Kurt Retherford yang juga dari Southwest Research Institute di San Antonio mengatakan bahwa jumlah semburan itu mengagumkan. "Itu bergerak dengan kecepatan 700 meter per detik. Semua gas itu keluar, hampir semuanya kembali lagi, tidak lepas ke antariksa," katanya.
Semburan uap air itu tampaknya bersifat sementara, terjadi selama kurang lebih tujuh jam sekali waktu. Puncaknya terjadi ketika Europa mencapai jarak paling jauh dengan Jupiter, serta sebaliknya.
Karena fakta tersebut, ilmuwan menduga bahwa semburan uap air itu mungkin dipengaruhi oleh gravitasi Jupiter. Gravitasi mampu membuat es di permukaan Europa retak, memicu semburan uap air.
Hasil penelitian tentang Europa ini dipresentasikan di pertemuan American Geophysical Union yang berlangsung di San Fransisco, Kamis. Meski ada fakta baru terkuak, ternyata masih banyak pertanyaan yang tersisa.
"Berapa tebal es di Europa? Apakah ada danau atau kolam di lapisan es itu? Apakah retakan es cukup dalam? Apakah cukup dalam hingga menyentuh lapisan air cair di bawahnya?" demikian dinyatakan Retherford.
NASA sebenarnya merencanakan misi penjelajahan ke Europa lewat Europa Clipper. Namun, karena keterbatasan dana, misi itu sulit diwujudkan dalam waktu singkat. Dunia mungkin harus bergantung pada misi penjelajahan Eropa, misi Juice.
Juice akan diluncurkan pada tahun 2022. Satelit itu akan mendekati Europa. Bila beruntung, misi bisa mengambil sampel uap dan menelitinya. Pengambilan sampel belum pasti bisa dilakukan sebab Juice akan mendekat di wilayah ekuator Europa, sementara semburan ada di belahan selatan.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR