Misi terakhir NASA ke planet dalam Tata Surya, yaitu wahana Messenger yang kini mengorbit di Planet Merkurius, mulai mengungkapkan perihal letusan kuno.
Saat pertama diluncurkan awal tahun 2008, Messenger sudah mengirimkan foto kabur dari suatu tempat di belahan utara di planet ini, memperlihatkan bentukan aneh yang diduga merupakan gunung berapi beserta kompleks kawah purba.
Bentukan aneh ini jelas sangat berbeda dari kawah yang ada di mana pun. Terlebih lagi, di area bentukan tersebut sekelilingnya terdapat materi yang luar biasa cerah, yang kemudian diidentifikasi sebagai puing-puing piroklastik.
Para ilmuwan sedang melihat gunung berapi yang asing, julukannya "alien volcano".
Baca:
Merkurius Mengejutkan
Merkurius Pernah Jadi Tuan Rumah Lautan Magma
Namun lantas yang menarik, usia dari kawah ini juga dapat digunakan untuk merekonstruksi aktivitas gunung berapi kuno. Kepadatan kawah mungkin disebabkan bekas tubrukan (tabrakan) dalam sebuah kawah vulkanik, yang terkait oleh waktu letusan terakhir kali. Dan dalam sebuah penelitian yang baru—diterbitkan di jurnal Earth and Planetary Science Letters, tim peneliti asal Inggris dan Prancis menerapkan teknik tersebut. Dengan memanfaatkan gunung berapi yang ditemukan Messenger, untuk memperkirakan berbagai aktivitas vulkanik.
Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan: pola yang dianalisis menunjukkan aktivitas vulkanik berupa erupsi telah terjadi pada miliaran tahun lalu. Gunung berapi terestrial yang bertahan selama jutaan tahun pun sudah dianggap tua. Tapi di sini, sebuah planet di sisi Matahari, struktur vulkanik tunggal bisa dibayangkan telah aktif sejak miliaran tahun yang lampau.
Kebanyakan dari bekas-bekas yang "terukir" di Bumi akibat erupsi lampau sudah hilang, terhapus oleh erosi atau subduksi kerak bumi. Namun tidak ada lempeng tektonik untuk mendaur ulang kerak Merkurius, atmosfer, dan permukaannya, sehingga tanda-tanda itu masih terekam, tinggal di sana.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR