Seorang wanita lansia di Cina yang meninggal pada 9 Desember 2013 lalu resmi dilaporkan meninggal dunia karena virus H10N8. Artinya, virus ini merupakan galur (strain) flu burung jenis terbaru yang dapat berpindah ke manusia, dan kasus tersebut pun menjadi kasus kematian pertama H10N8.
Wanita 73 tahun itu berasal dari Provinsi Jiangxi. Ia awalnya mengalami serangkaian gejala: demam, batuk, dan sesak napas, pada akhir November. Lalu segera dibawa ke rumah sakit. Namun pengobatan dengan berbagai antibiotik serta antiviral tidak membuat keadaannya lebih baik dan sembilan hari setelah itu, ia meninggal.
Menurut hasil tes dalam laporan, ia terinfeksi oleh virus flu H10N8—bukan virus flu biasa—yang selama ini terdeteksi pada unggas tapi belum pernah diketahui menjangkiti manusia sebelumnya. Tetapi, disebutkan juga ia memiliki sejumlah kondisi kronis, termasuk penyakit jantung koroner, yang ada kemungkinan berkontribusi memperparah sakitnya waktu itu.
Virus H10N8 yang menginfeksi lansia ini secara genetika berbeda juga dari virus H10N8 yang ditemukan pada burung atau unggas. Laporan tersebut melansir: perbedaan galur dari virus flu bisa dikarenakan telah bertukar beberapa kali hingga menciptakan H10N8 baru.
Dr Mingbin Liu, dari Nanchang City Center for Disease Control and Prevention, ialah dokter yang menginvestigasi kasus kematian ini. Liu mengatakan, potensi virus H10N8 berkembang luas menjadi pandemi tak boleh diremehkan.
"Faktanya," ucap Liu dalam sebuah pernyataan, "virus H10N8 terus beredar (menular) dan dapat menyebabkan lebih banyak infeksi pada manusia di masa depan."
Meski demikian, cukup menantang bagi para ilmuwan memprediksikan virus mana yang dapat menjadi pandemi, mana yang tidak.
Baca lagi: Flu Burung, Dari Mana Datangnya?
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR