Bagaimana bepergian dengan konvoi bermobil yang dilangsungkan dari Banda Aceh sampai Lampung dan finish di Jakarta? Tentunya sarat kesan dan National Geographic Traveler berbahagia karena dapat menjadi bagian dari petualangan perjalanan darat ini.
Di kendaraan tempat saya bergabung, kami dikenal sebagai sebutan tim penggembira yang terkadang bisa menghentikan iring-iringan mobil kami saat mendapati titik berpanorama indah. Driver kesayangan kami adalah Anggy Hariyandi asal Pekanbaru yang kerap disapa John Pili atau John.
Dini hari tadi, Rabu (26/2) sekitar pukul 02.00, Team Sumatra tiba di Tanjung Setia, Krui, Lampung Barat, sekaligus menandai petualangan Avanzanation Journey di wilayah Indonesia barat sudah berlangsung selama 22 hari.
Perjalanan panjang ke Krui dimulai dari Palembang, menuju Kabupaten Ogan Ilir, Menggala di Lampung Tengah, Bukit Kemuning dan Liwa sebelum tiba di Krui. Tidak kurang dari 500 kilometer kami tempuh dalam iring-iringan enam mobil Toyota Avanza ditambah Toyota Innova dari Palembang sampai Tanjung Setia.
Dari Lampung Tengah, rombongan yang beranggotakan sekitar 20 orang menuju Kotabumi usai magrib. Kondisi gerimis, tanpa ada lampu jalan sebagai alat bantu penerangan. Agar tidak dilanda rasa jemu dan mengantuk, seperti biasa kami berkomunikasi menggunakan radio panggil atau walkie-talkie.
Selain sebagai sarana pemandu rute, saya merasakan inilah salah satu peranti yang menyuarakan keindonesiaan kami. Nusantara dalam bentuk mini ada dalam Team Sumatra. Driver mayoritas berasal dari Aceh, sementara jurnalis—termasuk saya— dan videografer berasal dari Jawa Tengah, Sumatra Barat dan Batak. Sedang PIC ada yang berasal dari Batak, Sumatra Barat dan masih banyak lagi. Di radio panggil kami saling berbicara menggunakan bahasa Indonesia dan sesekali diselipkan bahasa daerah. Tujuannya? Tentu saja memeriahkan suasana. Karena selalu saja ada pertanyaan, "Yang artinya?"
Salah satu momen paling meriah semalam adalah saat "penyiar radio" Team Sumatra, Syahru Rama menjadi pembawa acara "radio antarkota antarprovinsi". Saya dan Rama menggelar semacam kuis berhadiah.
Kuis berlangsung lucu, karena pertanyaan yang dilontarkan cukup sederhana, "Kapan National Geographic Society berdiri?" Waktu hanya diberikan dua menit dan kontestan di setiap kendaraan harus berpikir keras, terutama karena contekan dari koneksi internet susah didapat. Akhirnya, muncul dua pemenang yang mengejutkan kami, karena satu di antaranya adalah si penyiar sendiri dan satu lagi adalah Abdul Malik, road captain perjalanan.
Pukul 00.20 kami memasuki gerbang Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan melintasi kawasan sejauh sekitar 30 kilometer sebelum akhirnya menyusur pesisir menuju Tanjung Setia.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR