Citarum merupakan sungai purba. Berhulu di Gunung Wayang, Kertasari, Kabupaten Bandung (1.700 mdpl) melewati dasar cekungan dan mengalir menuju Waduk Saguling, kemudian menuju ke utara dan bermuara di Laut Jawa tepatnya di ujung Kabupaten Karawang.
Cekungan Bandung merupakan cekungan (basin) yang dikelilingi oleh gunung api. Permasalahan banjir khususnya di daerah Bandung yang sudah sejak zaman dahulu tidak lepas dari faktor geologis dan topografis. Sekitar 105.000 tahun lalu, Citarum terbendung letusan dahsyat Gunung Sunda yang kemudian membentuk Danau Bandung Purba. Material letusan Gunung Tangkubanparahu, anak Gunung Sunda, menyebabkan pula danau raksasa itu terbelah menjadi dua yakni Danau Bandung Purba Barat dan Danau Bandung Purba Timur.
Bentukan Cekungan Bandung menyerupai mangkuk—sisa-sisa dari Danau Bandung Purba— potensi tergenang airnya cukup tinggi, menyebabkan kawasan ini jadi hampir selalu yang terkena banjir.
Banjir sering—bahkan tergolong rutin— terjadi di kawasan Bandung atau bagian hulu dan tengah Sungai Citarum. Akumulasi permasalahan yang juga menyebabkan banjir di antaranya adalah penggundulan kawasan hulu, penurunan muka air tanah akibat penggunaan berlebih, sedimentasi, ampah.
Dalam keluaran infografis Citarum 2011 oleh Balai Besar Wilayah Sungai Citarum bersama Direktorat Pengairan dan Irigasi BAPPENAS, dikatakan bahwa berbagai dampai negatif timbul sebagai kompensasi akumulatif dari ketidakselarasan pesatnya pembangunan ekonomi dengan pelestarian lingkungan hidup. Serta, “Kompleksitas permasalahan yang terjadi di Sungai Citarum menjadi sebuah tantangan bersama dalam upaya pemulihan dan pengelolaan Citarum yang lebih baik.”
(Baca seputar denyut kehidupan di sepanjang sungai terkotor di dunia dalam artikel panjang "Nadi Citarum", yang dikisahkan di National Geographic Indonesia - April 2014)
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR