Sekelompok peneliti baru-baru ini mengembangkan silikon anode, pengganti grafit anode yang merupakan bahan baterai ion litium (lithium-ion). Secara teori, kapasitas silikon anode berjumlah 3600 mAh/g, lebih besar sepuluh kali dari kapasitas grapfit anode.
Mereka mengembangkan baterai silikon anode, dengan kapasitas stabil diatas 1100 mAh/g untuk 600 kali penggunaan. Menggunakan silikon anode dapat meningkatkan penyimpanan ion di katode dan anode.
Pengembangan baterai ion litium baru ini ternyata menemui masalah, penggunaan silikon anode dapat melunturkan elektroda akibat pengembangan jumlah ion yang berlebihan.
Profesor Chongwu Zhou, insinyur kelistrikan yang memimpin tim USC Verbi tahun lalu, mengembangkan desain anode yang menggunakan silikon nanowires berpori, desain tersebut secara efektif memecahkan masalah kelunturan elektroda dalam baterai.
"Metode kita dalam memproduksi silikon berpori-nano sangat murah, dan bisa diproduksi dalam skala besar. Hal itu membuat silikon anode lebih menjanjikan untuk baterai lithium-ion yang lebih berkapasitas besar dan performa tinggi."
Jiepeng Rong dan anggota tim yang lain juga mengembangkan metode coating dengan melapisi baterai dengan graphene oxide yang dicampur bubuk sulfur, untuk meningkatkan kapasitas.
Sulfur merupakan katode yang menjanjikan, karena sulfur memiliki kemampuan sepuluh kali lebih kuat, dibanding katode lainnya. Dengan digabungnya sulfur dan graphene oxide, kapasitas katode baterai akan meningkat sebesar 800 mAh/g untuk 1.000 kali penggunaan.
Rong berikutnya juga akan menggabungkan silikon anode dengan katode sulfur, untuk memaksimalkan kapasitas dan performa baterai ion litium.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR