Dengan pemikiran ini, makan berlebihan, ditambah dengan aktivitas fisik yang tidak mencukupi, mendorong epidemi obesitas. Di sisi lain, meskipun beberapa dekade pesan kesehatan masyarakat mendesak orang-orang untuk makan lebih sedikit dan berolahraga lebih banyak, tingkat obesitas dan penyakit terkait obesitas terus meningkat.
Para peneliti dalam studi bertajuk "The Carbohydrate-Insulin Model: A Physiological Perspective on the Obesity Pandemic" menunjukkan kelemahan mendasar dalam model keseimbangan energi ini. Dalam laporan studi yang telah diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition pada 13 September 2021 itu, mereka menyatakan bahwa model alternatif, yakni model karbohidrat-insulin, lebih baik dalam menjelaskan obesitas dan penambahan berat badan.
Selain itu, menurut mereka, model karbohidrat-insulin juga menunjukkan jalan menuju strategi pengelolaan berat badan yang lebih efektif dan tahan lama.
Baca Juga: Kisah Angus Barbieri, Pria yang Menjalani Puasa Makan Selama 382 Hari
David Ludwig, ahli endokrinologi di Boston Children's Hospital sekaligus profesor di Harvard Medical School, mengatakan bahwa model keseimbangan energi tidak membantu kita memahami penyebab biologis kenaikan berat badan.
"Selama percepatan pertumbuhan, misalnya, remaja dapat meningkat asupan makanan sebesar 1.000 kalori per hari. Tetapi apakah makan berlebihan mereka menyebabkan percepatan pertumbuhan atau apakah percepatan pertumbuhan menyebabkan remaja menjadi lapar dan makan berlebihan?" ujar Ludwig yang menjadi penulis utama dalam studi terbaru ini, sebagaimana dikutip dari laman resmi American Society for Nutrition.
Berbeda dengan model keseimbangan energi, model karbohidrat-insulin ini membuat klaim yang berani bahwa makan berlebihan bukanlah penyebab utama obesitas. Sebaliknya, model karbohidrat-insulin banyak menyalahkan epidemi obesitas saat ini pada pola makan modern yang ditandai dengan konsumsi makanan dengan beban glikemik tinggi yang berlebihan. Khususnya, makanan karbohidrat olahan yang cepat tecerna.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Obat yang Bisa Turunkan Berat Badan Secara Dramatis
Source | : | nutrition.org |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR