Setelah bertahun-tahun melewati tahap perencanaan dan beberapa kali penundaan, sekitar 100 satelit mini buatan Cornell University, Amerika Serikat berhasil menunjukkan pada dunia bahwa satelit luar angkasa yang paling sederhana sekalipun bisa dibuat.
Cukup menggunakan laptop, antena dan beberapa perangkat dasar, penggemar antariksa bisa mendengarkan sinyal yang dikirimkan oleh satelit sebesar biskuit. Satelit-satelit itu lepas landas 18 April lalu, menumpang roket SpaceX Falcon 9 sebagai bagian dari misi CRS-3 NASA.
Ia kini berada di orbit dan tengah mengitari Bumi. Masih berada di dalam pesawat induknya, satelit-satelit ini akan dilepaskan pada 4 Mei mendatang dan menjadi pesawat ruang angkasa terkecil yang terbang bebas.
Sprites, atau satelit-satelit itu merupakan buah dari project yang diketuai oleh Zac Manchester, dan disebut dengan KickSat. Sebagai sebuah satelit, ia hanya memiliki komponen mendasar, yakni microcontroller, transceiver, dan panel surya untuk pembangkit energi.
Untuk mendanai pembuatan satelit, Manchester mengikuti program Kickstarter di tahun 2011 lalu. Sebanyak 300 relawan bersedia mensponsori KickSat dan mereka diperkenankan untuk mengirimkan sinyal apapun yang mereka inginkan dari KickSat, misalnya inisial atau pesan bagi orang terkasih mereka.
Sprites itu masih tersimpan di sebuah CubeSat, satelit kecil yang biasa digunakan dalam penelitian ruang angkasa. CubeSat berada di kapsul yang terpisah dengan shuttle yang akan terus bergerak menuju International Space Station. CubeSat yang menyimpan KickSat berada di urutan kedua untuk dilepaskan di angkasa.
Jika tidak ada aral melintang, hari besar untuk KickSat akan jatuh pada 4 Mei. Di hari itu, KickSat akan mulai mentransmisikan sinyalnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR