Dr Kathy Trieu dari George Institute for Global Health dan penulis utama dari studi ini mengatakan asupan lemak dan hubungannya dengan kesehatan jantung lebih kompleks daripada yang diperkirakan sebelumnya.
“Ada semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa jenis lemak makanan atau sumber lemak makanan, sebenaranya lebih penting daripada sumber lemaknya,” ujar Dr Kathy Trieu kepada The Guardian.
“Saat kita memilih produk olahan susu untuk dibeli, kurang penting untuk memilih opsi rendah lemak,” lanjutnya. Dia menyarankan kepada konsumen untuk menghindari produk dengan tambahan gula atau natrium. Misalnya, ketika membeli yogurt lebih baik memilih yang tanpa rasa daripada yogurt dengan rasa dan rendah lemak.
Baca Juga: Ditemukan Residu Produk Olahan Susu di Tembikar Dari Tahun 3100 SM
Studi ini telah dipublikasikan pada 21 September 2021 di jurnal PLOS Medicine dengan judul Biomarkers of dairy fat intake, incident cardiovascular disease, and all-cause mortality: A Cohort study, systematic review, and meta-analysis.
Para peneliti juga mengatakan bahwa menggunakan biomarker sebagai proxy untuk asupan lemak susu lebih dapat diandalkan daripada bergantung pada individu untuk melaporkan kebiasaan makan mereka. Hanya saja, biomarker tidak dapat membedakan jenis produk susu apa yang dikonsumsi dan apakah ada efek yang berbeda.
Mengkonsumsi keju sebelumnya telah dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih rendah. Sedangkan sebuah penelitian besar di Amerika Serikat telah menghubungkan asupan mentega dengan risiko kematian yang lebih tinggi.
“Keju termasuk vitamin K, mungkin ini terkait dengan manfaat kardioprotektif,” jawab Kathy Trieu.
Baca Juga: Antara Susu dan Yoghurt, Mana yang Lebih Sehat Bagi Tubuh?
Source | : | The Guardian,United Press International (UPI) |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR