"Ini menunjukkan bahwa ketika sebuah bintang mati, supernovanya akan menghasilkan rangkaian peristiwa yang pada akhirnya dapat mengarah pada kelahiran bintang baru," tambahnya.
Bialy, adalah penulis utama sebuah studi yang merinci penemuan ini dan telah diterbitkan dalam Astrophysical Journal Letters pada 22 September 2021 berjudul The Per-Tau Shell: A Giant Star-forming Spherical Shell Revealed by 3D Dust Observations.
Ia bersama timnya tersebut memiliki teori alternatif tentang bagaimana kekosongan ini bisa diciptakan, juga melibatkan supernova.
Baca Juga: Pertanyaan Sains: Apakah Manusia Bisa Bermain Yo-yo di Luar Angkasa ?
"Kami memiliki dua teori—salah satu supernova meledak di inti gelembung ini dan mendorong gas keluar membentuk apa yang sekarang kita sebut 'Perseus-Taurus Supershell,' atau serangkaian supernova yang terjadi selama jutaan tahun yang menciptakannya dari waktu ke waktu." Kata Bialy.
Berdasarkan temuan tersebut, tim peneliti menyimpulkan bahwa awan molekuler Perseus dan Taurus bukanlah struktur independen di luar angkasa. Tapi sebaliknya, mereka terbentuk bersama dari gelombang kejut supernova yang sama. Hal ini menandakan bahwa supernova menghasilkan urutan peristiwa yang pada akhirnya dapat menyebabkan kelahiran bintang baru.
Dilansir dari Tech Explorist, Profesor Harvard dan astronom CfA Alyssa Goodman berkata, "Anda bisa membuat alam semesta melayang di atas meja dapur Anda."
Baca Juga: Aduh! Air Minum di Stasiun Luar Angkasa Internasional Tercemar Bakteri
Source | : | techexplorist.com |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR