Api muncul ketika ada sesuatu yang terbakar dan gas di sekitarnya menjadi super panas dan mulai bersinar. Resep untuk membuat api cukup sederhana, karena kita hanya membutuhkan tiga bahan: oksigen, bahan bakar, dan panas. Hubungan dasar ini juga dikenal sebagai "segitiga api".
Sebagai penduduk bumi, kita tidak perlu terlalu khawatir tentang bahan pertama, oksigen. Setiap saat, planet kita menampung sekitar 1.200.000 miliar metrik ton gas oksigen. Selain menopang kehidupan, lingkungan yang kaya oksigen ini menyediakan kondisi yang sempurna untuk menyalakan api.
Selanjutnya, kita beralih ke bahan bakar, yaitu zat apa pun yang akan terbakar dengan adanya oksigen dan melepaskan energi dalam prosesnya. Secara teknis segala sesuatu di sekitar kita adalah bahan bakar dan akan terbakar jika dibiarkan mencapai suhu yang cukup tinggi.
Baca Juga: Gunung Lumpur Bawah Air Meledak, Api Besar Berkobar di Laut Kaspia
Namun, umumnya manusia menggunakan bahan yang mudah terbakar atau memiliki titik api rendah sebagai bahan bakar. Contohnya: batu bara, minyak bumi, atau heksana.
Pembakaran api melibatkan proses kimia sederhana yang dikenal sebagai pembakaran. Selama proses ini, bahan bakar bergabung dengan oksigen untuk menjalani beberapa reaksi kimia yang memancarkan energi dalam bentuk cahaya dan panas.
Namun, bahan bakar hanya dapat bereaksi dengan oksigen ketika berada di atas suhu penyalaannya. Kelebihan energi yang dibutuhkan untuk mencapai suhu ini dan memulai proses pembakaran disediakan oleh sumber panas eksternal. Misalnya, sumber panas untuk menyalakan kompor adalah percikan listrik, sedangkan untuk batang korek api, itu adalah gesekan kepala korek api terhadap panel bertekstur kotak korek api.
Api dingin mengikuti kimia yang sama persis, di mana hidrokarbon yang digunakan sebagai bahan bakar mulai terbakar ketika dinyalakan dengan adanya oksigen. Namun, nyala api ini tidak bisa membekukan sesuatu. Api disebut "api dingin" karena suhu nyala api ini cukup rendah. Sebuah kompor masak rata-rata menghasilkan nyala api sekitar 1.700 derajat Celcius, sedangkan suhu nyala api dingin berkisar antara 400 hingga 600 derajat Celcius.
Baca Juga: 'Indonesia Dalem Api dan Bara': Kronik Kota Sampai Analisis Bahasanya
Pemutihan pada Terumbu Karang, Kala Manusia Hancurkan Sendiri Benteng Pertahanan Alaminya
Source | : | Science ABC |
Penulis | : | Agnes Angelros Nevio |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR