Peternak Tony Knight semula menyangka tanaman berkembang ungu itu merupakan tanaman yang baik bagi kawanan dombanya. Ternyata, tanaman yang dikenal sebagai "darling pea" tersebut bak narkoba bagi domba.
Menurut Knight, domba yang terlanjut memakan tanaman tersebut terlihat berkelakuan aneh. "Anda akan melihat mereka di kandang. Mereka biasanya menyendiri," tutur Knight. "Mereka banyak memandang bintang. Mereka banyak berlari dengan kepala terdongak," ujar dia.
Knight mengatakan bahkan anjing gembala pun kebingungan melihat polah domba-domba yang terlanjur memakan darling pea itu. "Anjing-anjing bingung karena domba tak berperilaku seperti biasanya."
Sebagian domba yang sudah sangat kecanduan darling pea, kehilangan kendali atas kaki belakang mereka. Mereka tidak tahu di mana mereka berada. Mereka semua menjadi "binatang luar angkasa".
Tanaman darling pea tak bisa mati. "Dia punya siklus hidup lebih dari dua tahun. Gulma yang biasanya hanya muncul jumlah kecil dapat terpicu muncul dalam jumlah banyak ketika daerah tempat akar-akar tanaman ini berada mengalami kebakaran lahan," papar Brian Sindel, pakar gulma di New England University, Australia.
Efek tanaman ini, tak hanya kepada domba tetapi juga sapi, jarang terjadi. Biasanya serangan wabah "sakau" karena tanaman ini terjadi dengan jeda antara lima sampai 10 tahun di Australia, dengan hanya sejumlah kecil ternak terdampak.
Beberapa domba dapat pulih kembali bila hanya memakan tanaman ini dalam jumlah tak banyak.
Namun, mereka yang telanjur memakan tanaman ini dalam jumlah banyak dan jangka panjang, akan mengalami perubahan degeneratif yang tak bisa dipulihkan di sistem saraf pusat.
"Seringkali, gulma merupakan spesies pertama yang muncul setelah kebakaran lahan karena mereka memiliki cadangan benih yang sangat banyak," ujar Sindel. "Biji mereka yang sebelumnya tak aktif, bangun."
Setelah kebakaran sabana yang meluas, cadangan pakan ternak pun berkurang banyak. "Ternak menjadi cenderung memakan gulma ini dalam jumlah banyak, yang tentu saja beracun dengan kandungan swainsonine alkaloid."
Beberapa hewan, ujar dia, punya kecenderungan untuk menyukai tanaman ini, memilih tanaman ini di antara pilihan makanan yang ada.
Pemutihan pada Terumbu Karang, Kala Manusia Hancurkan Sendiri Benteng Pertahanan Alaminya
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR