Menghormati sang legenda Tim Samaras dan rekan-rekannya dengan meneruskan misi perburuan badai, mungkin mudah. Mencari pengganti sepertinya, lain perkara.
"Kami kehilangan kejeniusan Tim. Saya berharap seseorang yang terinspirasi dari dirinya akan muncul, tapi itu belum terjadi." Ini dikatakan pakar meteorologi Mike Nelson, mengenang kawan lamanya tersebut.
Tim bersama Paul—putra Samaras— serta Carl Young, tewas pada 31 Mei 2013, dalam tornado di El Reno, Oklahoma, Amerika Serikat. (Bacalah kisah lengkapnya di dalam: Perburuan Terakhir)
Sekarang, menurut para kolega, penelitian TWISTEX telah terhenti. Semangat Tim Samaras setara dengan kemampuan dan pengalamannya yang tak tertandingi.
"Tim memegang semua proyek ini sendiri, dialah yang mendesainnya, dan dialah orang yang menjalin interaksi dengan kalangan non-akademis," kata salah seorang pendiri TWISTEX, Bruce Lee.
Kerugian akut yang mendera badan penelitian tornado TWISTEX, mungkin dapat digambarkan lewat berlimpahnya penghargaan yang diberikan para anggota TWISTEX bagi Samaras. Akhir Februari lalu, para peserta ChaserCon, suatu konvensi tahunan buat pemburu badai yang dirintis oleh Samaras sejak 1998, berubah mengikuti acara penghormatan, selama dua hari, untuk para pemburu tornado yang penuh hasrat itu.
Kini lahan pertanian lengang yang menjadi tempat peristiwa tragis itu pun sering dikunjungi peziarah yang ingin mengenang Samaras. Dan, baru-baru ini, mantan anggota tim TWISTEX, Ed Grubb, berkunjung. Dia mengatur minuman yang telah dibawanya, untuk ditinggalkan di dataran tersebut. Itu minuman yang dia tahu biasa dinikmati sahabat-sahabatnya usai mengejar badai: air soda untuk Carl Young, teh jahe untuk Paul Samaras, Coors Lite untuk Tim Samaras.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR