1792, monarki Prancis runtuh. Louis XVI dan Marie Antoinette dikutuk karena mengkhianati rakyat yang menderita, sambil hidup bermewah-mewah. Seisi keluarga kerajaan dipenjara di Paris, kemudian raja dan ratu dieksekusi dengan guillotine pada 1793, sedang putra mereka meninggal saat ditahan.
Yang tersisa hanyalah putri mereka, Marie Thérèse Charlotte yang dibebaskan pada Desember 1795. Dia selanjutnya yang mengambil perhiasan peninggalan ibunya di Austria sesaat kemudian. Sehingga, gelang yang kini dilelang itu pun dipakainya yang dapat dibuktikan dari lukisan tahun 1816 di bawah ini.
Putri yang kehilangan kerajaannya itu meninggal tanpa anak pada 19 Oktober 1851. Lewat wasiatnnya tanggal 1 Juli 1851, ia menyatakan semua perhiasan yang dimiliki--termasuk peninggalan ibunya--akan dibagi pada ketiga keponakannya Count of Chambord (1820-1883), Countess Chambord (1817-1886) dan Duchess of Parma (1819-1864).
Baca Juga: Pengaruh Politik Revolusi Prancis yang Berkelana Hingga Hindia Belanda
Walau berpindah-pindah tangan, gelang itu masih memiliki komposisi dan jumlah berlian yang sama sesuai dengan pembuatan awal, kecuali pada ikatannya, tulis pihak Christie's Auction lewat rilisnya.
Prancis kini adalah negara republik yang tidak lagi memilki sistem kerajaan resmi yang diakui. Tetapi, melansir Ancient Origins, ribuan warga Prancis diyakini adalah keturunan kerajaan pra-revolusi, dan memiliki gelar bangsawan. Mereka masih membanggakan warisan aristokrat itu.
Christie's Auctions sendiri adalah lembaga lelang yang telah menawarkan banyak permata bersejarah dari rumah kerajaan di seluruh dunia sejak 1766. Kini lembaga itu sudah ada di 46 negara dan beberapa kota sebagai pusat penjualan unggulan mereka seperti Hong Kong, Shanghai, Paris, Jenewa, dan New York.
Baca Juga: Darah Pemenggalan Raja Louis XVI Terkandung dalam Kendi Tua
Source | : | AFP,ancient origins |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR