Lantas pesawat apa yang menghasilkan jejak kondensasi yang sempat menghebohkan itu?
Sementara melakukan pengecekan silang dengan basis data FlightRadar24 menunjukkan dari sekian banyak pesawat terbang komersial yang hendak mendarat atau baru saja lepas landas dari dua bandara utama di Jabodetabek, yakni Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Halim Perdanakusuma, hanya ada satu yang masih berada di atas daratan Jabodetabek pada 8 Juni 2014 pukul 18.00 WIB dan sedang terbang ke arah barat daya: pesawat dengan nomor penerbangan LNI 372. Pengecekan lebih lanjut menunjukkan LNI 372 merupakan pesawat Boeing 737-900 milik maskapai Lion Air yang sedang melayani rute Jakarta-Batam.
Berdasarkan data dinamika ketinggian jelajah pesawat ini yang terekam dalam FlightAware, titik waktu ini dan posisi pesawat pada saat itu pun relatif cocok dengan ketinggian cahaya bergerak yang disaksikan sejumlah saksi mata.
Maka dapat disimpulkan bahwa cahaya bergerak yang muncul di langit Jabodetabek pada 8 Juni 2014 senja bukanlah meteor. Ia juga bukanlah satelit buatan, juga bukan bangkai satelit yang sedang jatuh ke Bumi.
Namun ia hanyalah pesawat yang sedang terbang menuju ke tujuannya dan meninggalkan jejak kondensasi di sepanjang lintasannya. Untuk sementara, pesawat tersebut diidentifikasi sebagai Boeing 737-900 Lion Air nomor penerbangan LNI 372. Masih terbuka kemungkinan pesawat lain yang menghasilkannya, yakni pesawat-pesawat militer yang data penerbangannya tidak tercakup di basis data FlightRadar24 maupun FlightAware.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR