Nationalgeographic.co.id—Banyak hal yang sudah manusia ketahui terkait dinosaurus, tapi masih banyak hal juga yang masih tidak kita ketahui terkait hewan-hewan prasejarah tersebut. Misalnya, tidak ada fosil yang secara pasti mengawetkan dua dinosaurus saat kawin sehingga kita bisa mengetahui proses reproduksi mereka.
Meski demikian, fosil Psittacosaurus yang ditemukan di Tiongkok telah memberi petunjuk terkait hal ini. Fosil dinosaurus yang terawetkan dengan sangat baik ini menampilkan bagian lubang di tubuhnya yang biasa digunakan untuk buang air kecil, buang air besar, dan bereproduksi.
Detail bagian lubang yang disebut sebagai kloaka itu terlihat dengan jelas sehingga memungkinkan para ahli paleontologi untuk mempelajar proses buang air kecil, buang air besar, dan bereproduksi dinosaurus untuk pertama kalinya. Meskipun tidak memberikan jawaban konkret tentang bagaimana dinosaurus berkembang biak atau berhubungan seks, fosil itu telah memberikan beberapa petunjuk penting.
"Kita tidak memiliki fosil dinosaurus di mana Anda dapat yakin bahwa mereka telah tertangkap basah (sedang berhubungan seks)," kata Jakob Vinther, ahli paleontologi dan dosen senior di Fakultas Ilmu Bumi University of Bristol. Apa yang bisa kita ketahui adalah "berdasarkan sejarah alam di mana kita membandingkannya dengan kelompok hewan yang hidup," jelas Vinther seperti dikutip dari CNN.
Sebagian besar mamalia memiliki beberapa lubang yang terpisah untuk fungsi-fungsi tubuhnya. Namun banyak hewan lain, termasuk burung dan reptil, hanya memiliki satu lubang dan dikenal sebagai kloaka. Kloaka yang membatu itu menegaskan bahwa dinosaurus memilikinya tetapi tidak terlihat seperti hewan hidup lainnya.
"Benda (kloaka dinosaurus) ini memiliki struktur berbentuk V dengan sepasang bibir melebar yang bagus dan tidak ada kelompok hewan hidup yang memiliki morfologi seperti itu," kata Vinther. "Ini agak mirip dengan buaya tapi tetap unik."
Baca Juga: Mumi Dinosaurus Ditemukan, Punya Kulit dan Usus yang Masih Utuh
Dalam laporan studi yang telah diterbitkan di jurnal Current Biology pada 2021 ini, para peneliti mengatakan bahwa lobus besar berpigmen di kedua sisi bukaan tu bisa menampung kelenjar aroma musky, seperti yang terlihat pada buaya dan aligator yang masih hidup.
Terlebih lagi, batas luar kloaka sangat berpigmen dengan melanin. Meskipun para ilmuwan tidak tahu pasti apa warna pigmen tersebut, kemungkinan akan kontras dengan perut pucat dinosaurus, kata Vinther.
Pigmentasi khas ini bisa berarti lubang angin itu digunakan untuk menampilkan dan memberi sinyal, mirip dengan babon hidup dan beberapa salamander yang sedang berkembang biak.
Baca Juga: Alvarezsaurus, Dinosaurus yang Tubuhnya Menyusut Jadi Seukuran Ayam
Fosil tersebut kini dipajang di Museum Sejarah Alam Senckenberg di Frankfurt, Jerman. Namun fosil itu sebenarnya ditemukan di daerah Liaoning yang kaya fosil di Tiongkok utara.
Vinther telah meneliti fosil itu sebelumnya pada tahun 2016, merekonstruksi pola warna dinosaurus, dan baru pada akhir penelitian itu dia menyadari bahwa kloaka itu benar-benar terawetkan dengan baik.
Pada hewan dengan lubang kloaka, alat kelaminnya terselip di dalam tubuh dan belum terawetkan sehingga tidak diketahui apakah dinosaurus khusus ini jantan atau betina.
Kebanyakan burung, satu-satunya kerabat dinosaurus yang masih hidup, kawin dengan "ciuman kloaka" -- dengan menyatukan lubang bukaan mereka tersebut. Beberapa ahli paleontologi berpikir dinosaurus mungkin telah kawin seperti ini.
Baca Juga: Upaya Sains Merekayasa Genetik Ayam Supaya Kembali Berwujud Dinosaurus
Vinther, bagaimanapun, percaya bahwa dinosaurus ini akan memiliki penis. "Dari apa yang kami lihat, kloaka ini tidak cocok untuk ciuman kloaka," kata Vinther. "Sepertinya itu akan menjadi tempat seks penetrasi."
Vinther juga menambahkan bawah fosil ini juga meberikan petunjuk yang jelas mengenai bagaimana dinosaurus itu buang air. Spesimen itu, bagaimanapun, telah memfosilkan kotoran yang siap untuk keluar, "tepat di dekat tempat yang seharusnya", ujar Vinther seperti diberitakan New York Times.
Smithsonian Magazine memberi rincian bahwa fosil Psittacosaurus ini memiliki ukuran seperti anjing Labrador yang memiliki pinggul seperti burung dan paruh. Dinosaurus ini hidup di Bumi selama periode Kapur antara 100 hingga 122 juta tahun yang lalu.
Source | : | New York Times,CNN,Smithsonian Magazine |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR