Nationalgeographic.co.id—Telah ditemukan sebuah ruangan baru di Rock of Gibraltar, beberapa waktu lalu. Berawal dari para peneliti yang melakukan eksplorasi jaringan gua di wilayah tersebut. Temuan ini berada di bagian paling belakang Gua Vanguard, salah satu gua di Gorham Cave Complex, Gibraltar.
Ruang ini tersembunyi dari dunia selama kurang lebih 40.000 tahun. Dilansir dari The Guardian, tim yang dipimpin oleh profesor Clive Finlayson, seorang ahli biologi evolusioner sekaligus direktur Museum Nasional Gibraltar, menemukan celah yang kemudian mereka gali dan jelajahi.
Kegiatan ini ternyata membawa mereka ke sebuah ruangan berukuran 13 meter dengan stalaktit yang menggantung di langit-langit. Di ruangan ini juga ada tirai batu yang pecah menunjukkan kerusakan akibat gempa bumi di masa lampau.
“Ini ruangan yang cukup besar. Di satu sisi, ini hampir seperti menemukan makam Tutankhamun, Anda memasuki ruang yang belum pernah dikunjungi siapapun selama 40.000 tahun. Sungguh, ini cukup serius,” ujar Clive Finlayson kepada The Guardian.
Dari dalam ruang didapati tulang-tulang hewan berserakan, seperti tulang kaki lynx, tulang belakang hyena tutul dan tulang sayap yang besar dari burung bangkai Griffon. Dia juga memaparkan temuan lainnya.
“Kami juga menemukan enam atau tujuh contoh bekas cakar yang tergores di dinding gua. Anda biasanya mengasosiasikan tanda cakar seperti itu dengan beruang, dan kami memiliki sisa-sisa beruang di dalam gua,” ujar Clive Finlayson.
“Tetapi (tulang belulang beruang) terlihat agak kecil bagi saya. Saya bertanya-tanya apakah lynx yang tulang tulang pahanya kami temukan yang sebenarnya mencakar dinding,” lanjutnya.
Baca Juga: Ribuan Burung Ditangkap, Demi Ungkap Cara Perburuan Malam Neanderthal
Tulang belulang binatang tidak menunjukkan adanya luka atau tanda konsisten dengan intervensi manusia. Tidak kalah menarik, tim justru menemukan cangkang dog whelk atau siput laut berukuran besar.
“Gua itu mungkin 20 meter di atas permukaan laut sekarang, jadi jelas seseorang mengambilnya beberapa waktu sebelum 40.000 tahun yang lalu. Itu sudah menjadi petunjuk bahwa orang-orang telah berada di atas sana,” jelas sang profesor.
Dilansir dari Live Science, Clive Finlayson mengatakan bahwa pasir yang menyegel ruangan itu berusia 40.000 tahun, berarti ruangan itu berusia lebih tua, berarti yang tinggal di sana adalah Neanderthal. Manusia purba itu diketahui mendiami Eurasia sekitar 200.000 hingga 40.000 tahun lalu dan kemungkinan menggunakan gua tersebut.
Para peneliti juga sangat ingin melihat apa yang bakal mereka temukan setelah mulai menggali. Salah satu kemungkinannya adalah permakaman Neanderthal.
Baca Juga: Begini Rupa Krijn, Neanderthal Pertama yang Ditemukan di Belanda
“Kami menemukan gigi susu Neanderthal berusia empat tahun di dekat ruangan itu empat tahun lalu. Dikaitkan dengan hyena, Anda menduga hyena membawa anak (yang kemungkinan sudah meninggal) ke dalam gua,” tutur Clive Finlayson kepada Live Science.
Sementara itu, bukti kehadiran Neanderthal sendiri sudah banyak ditemui di Gorham Cave Complex. Termasuk di dalamnya ukiran yang diduga merupakan karya seni Neanderthal awal.
Selain itu, dari temuan-temuan yang didapat menunjukkan bahwa di sistem gua (jaringan lorong bawah tanah ini atau ruang) Neanderthal membantai anjing laut, hingga mencabuti bulu dari burung pemangsa untuk dipakai sebagai ornamen dan perkakas. Para ilmuwan juga berspekulasi bahwa tempat ini merupakan salah satu tempat terakhir Neanderthal hidup sebelum akhirnya punah.
Gorham Cave Complex atau Kompleks Gua Gorham masuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO tahun 2016 lalu. Bertempat di bagian timur Rock of Gibraltar, kompleks ini terdiri dari beberapa gua seperti Gua Vanguard, Gua Hyaena dan Gua Bennett.
Baca Juga: Sains Terbaru, Gambar Cadas Kontroversial Ini Dilukis oleh Neanderthal
Source | : | Live Science,The Guardian |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR