Dalam pembukaan perhelatan Piala Dunia 2014, Kamis (12/6), ternyata ada permintaan izin dari penembak jitu untuk menjatuhkan seseorang yang diketahui membawa senjata dan berada di area terbatas untuk para pemimpin negara yang menjadi tamu upacara pembukaan tersebut.
"Seorang penembak jitu dari polisi sipil mendeteksi keberadaan seseorang yang membawa pistol dan mengenakan rompi antipeluru polisi militer di area terlarang," kata Menteri Olahraga Brasil Aldo Rebelo, dalam konferensi pers, Jumat (27/6).
Setelah diusut, sosok yang nyaris memicu penembakan tersebut adalah seorang polisi militer yang dikirim ke lokasi upacara pembukaan Piala Dunia 2014 tanpa sepengetahuan polisi. Pada saat itu, di area terbatas tersebut ada Presiden Brasil Dilma Rousseff dan sejumlah pemimpin dunia.
Para pemimpin negara-negara itu berada di tengah 60.000-an fans yang menghadiri upacara pembukaan dan menyaksikan laga perdana antara Brasil dan Kroasia. "Karena akses area itu hanya untuk kepala negara, tak hanya Presiden Dilma Roussef, tetapi juga semua kepala negara. Sniper meminta otorisasi untuk menembak dia (lelaki bersenjata tersebut)," imbuh Rebelo.
Permintaan izin penembak jitu itu ditolak, sementara petugas keamanan memeriksa identitas sosok bersenjata tersebut. Setelah teridentifikasi sebagai polisi militer, dia dikeluarkan dari daerah dengan akses terbatas itu.
Sekretariat keamanan publik untuk Negara Bagian Sao Paulo berupaya meredam insiden tersebut dengan menyebut kehadiran lelaki bersenjata itu sebagai kesalahan komunikasi yang cepat diperbaiki. "Tak ada risiko keamanan untuk para pemimpin ataupun fans," tepis dia dalam sebuah pernyataan.
Kepolisian Brasil menerapkan protokol dalam tiga tahap untuk para penembak jitu. Protokol itu adalah permintaan izin untuk menyiapkan senapan, permintaan izin untuk membidik sasaran, dan mendapatkan izin untuk menembak.
"Tak ada satu pun dari ketiga langkah itu yang dilakukan," demikian pernyataan dari sekretariat keamanan tersebut. "Ini adalah kepanikan yang nyaris membuat seseorang tewas."
Di Brasil, kepolisian adalah aparat dengan tugas utama melakukan penyelidikan, sementara polisi militer bertanggung jawab atas keamanan publik. Selama Piala Dunia 2014, beberapa perubahan peran pun diberlakukan.
Penembak jitu yang terlibat dalam insiden tersebut beasal dari unit penyelamatan khusus polisi sipil. Koran Folha de Sao Paulo menulis, polisi militer dalam insiden ini berasal dari unit taktis dan berada di lokasi tersebut untuk menyelidiki peringatan bom yang ternyata palsu. Adapun sniper yang tak mendapat informasi soal kehadiran polisi militer itu khawatir, orang itu adalah penyerang yang menyamar memakai baju polisi.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR