Sudah banyak kita mendengar soal dampak buruk gaya hidup kurang bergerak (sedentary lifestyle) terhadap kesehatan. Bahkan kini sebuah studi baru menambah alasan betapa kita harus segera mengakhiri gaya hidup tersebut.
Studi tersebut mengungkap, orang yang menonton televisi lebih dari tiga jam sehari berisiko dua kali lebih besar untuk mengalami kematian prematur alias kematian di usia muda. Yang menarik, aktivitas seperti menatap layar komputer atau menyetir tidak secara signifikan meningkatkan risiko ini.
Ketua studi yang juga kepala departemen kesehatan masyarakat di University of Navarra Miguel Martinez-Gonzalez mengatakan, hasil studi ini konsisten dengan studi-studi sebelumnya yang menemukan hubungan antara aktivitas menonton televisi dan risiko kematian.
Studi sebelumnya yang dilakukan pada 6.329 orang Amerika menemukan, 55 persen hari kebanyakan peserta dihabiskan untuk duduk, khususnya menonton TV, menyetir, dan menjelajah internet. Sementara itu, dalam studi baru, peneliti ingin mengungkap aktivitas apa yang sebenarnya paling berhubungan dengan risiko kematian.
Peneliti pun mengikuti total 13.284 peserta, yang terdiri dari pria (38 persen) dan wanita (62 persen) dengan usia rata-rata 37 tahun. Peserta diikuti selama kurang lebih 8,2 tahun.
Selama periode studi, terdapat 97 kematian yang dilaporkan. Sembilan belas di antaranya dikarenakan penyakit kardiovaskular, 46 karena kanker, dan 32 sisanya karena penyebab lainnya.
Ternyata setelah dianalisis, risiko kematian dari penyebab apapun lebih tinggi pada mereka yang banyak menghabiskan waktu di depan TV dibandingkan orang yang menonton TV kurang dari satu jam sehari.
Peneliti juga menemukan, dibandingkan dengan aktivitas kurang bergerak lainnya, seperti menyetir dan berselancar di internet, menonton TV lebih memiliki dampak pada risiko kematian.
Kala Terbunuhnya De Bordes oleh Depresi, Jadi 'Sejarah Kecil' di Hindia Belanda
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR