Tak perlu heran di beberapa gunung di Indonesia kerap ditemukan timbunan sampah. Ini menjadi salah satu masalah yang muncul dari meningkatnya minat hobi berkegiatan di alam bebas, terutama mendaki gunung.
Jika Anda mulai menyukai kegiatan ini, mungkin Anda sering menghadapi masalah sampah yang timbul dari barang bawaan Anda. Beberapa sampah yang kerap dijumpai di gunung adalah bungkus dari makanan kemasan, kaleng gas bekas, hingga sisa makanan yang tidak habis kemudian ditinggalkan hingga membusuk begitu saja.
Sungguh ironis, di satu sisi, pendaki tengah menikmati keindahan yang telah alam berikan. Namun dia juga yang merusak keindahan alam tersebut secara tidak bertanggung jawab. Tidak ingin menjadi pendaki tak bertanggung jawab? Berikut merupakan beberapa kiat untuk mengurangi sampah dari barang bawaan Anda.
Kurangi membawa makanan kemasan. Kurangi mengonsumsi makanan kemasan yang berpotensi menimbulkan sampah. Sampah-sampah yang berada di gunung biasanya berasal dari makanan kemasan yang dibawa pendaki.
Untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, sebaiknya Anda membawa makanan kemasan secukupnya. Anda juga bisa membeli makanan kemasan yang ukurannya jumbo agar bungkus makanan yang dihasilkan tidak terlalu banyak.
Sediakan trash bag atau kantong sampah untuk wadah sampah. Anda pasti malas untuk memasukan sampah-sampah bawaan ke dalam tas. Untuk mengatasinya, bawalah kantong sampah yang ukurannya besar. Sehingga sampah tidak akan tercampur dengan barang bawaan Anda lainnya yang ada di dalam tas.
Pisahkan antara sampah organik dan nonorganik. Memisahkan sampah organik dan nonorganik akan sedikit meringankan beban sampah yang harus diangkut. Anda tidak perlu memasukan sampah organik ke dalam kantong sampah.
Sampah organik dapat dikubur di dalam tanah agar pembusukannya terjadi di dalam tanah. Tetapi sebelumnya pastikan tidak ada sampah nonorganik seperti plastik tercampur dengan sampah organik. Ingat, jangan membuang sampah organik tersebut di sungai atau mata air.
Bawa kembali sampah yang dihasilkan. Sampah-sampah dari sisa bungkus makanan, kaleng gas bekas, batu baterai yang sudah habis, harus dibawa turun kembali setelah mendaki.
Kondisi fisik yang sudah lelah ketika mendaki, menjadi salah satu faktor yang membuat beberapa pendaki malas membawa turun kembali sampah tersebut. Agar tidak terlalu lelah, Anda bisa memikul kantong sampah secara bergantian dengan rekan Anda, jika Anda melakukan perjalanan dengan rombongan.
Ketika melakukan pendakian, ada sebuah istilah yang sering dikenal sebagai zero waste, yang berarti pendaki tidak boleh meninggalkan apapun di gunung. Jika kita bisa bertanggung jawab atas sampah yang kita hasilkan, tentu saja kita juga sudah bertanggung jawab atas kelestarian alam.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR