Dosen Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Hery Santosa berpendapat, tulang yang ditemukan di Dusun Umbul, Kelurahan Tamanan, Banguntapan, bukan fosil sebab tingkat keasaman tanah di wilayah Kabupaten Bantul terbilang tinggi.
"Tingkat keasaman di wilayah Kabupaten Bantul itu tergolong tinggi, jadi pertanyaan saya yang ditemukan itu fosil atau hanya kerangka. Kalau fosil pasti sudah menjadi batu," kata Hery Santosa, Jumat (18/7).
Hery menuturkan, selain cuaca dan bencana alam, hal seperti erosi, tingkat keasaman tanah yang tinggi sangat memengaruhi terjadi tidaknya proses fosilisasi. Di wilayah yang tingkat keasaman tanahnya tinggi sangat kecil kemungkinan ditemukan adanya fosil.
Zat asam cenderung menghancurkan. Daerah yang memadai untuk proses fosilisasi adalah laut, rawa, danau, aspal, dan es (salju). "Saya tidak ke lokasi. Tapi kalau berdasarkan foto itu dan tingkat keasaman tanah yang tinggi dugaan awal saya, 80 persen tulang yang ditemukan bukanlah fosil. Kalau soal jenis hewannya saya tidak bisa memastikan," tegas dia.
Menurut Hery, selama ini di wilayah Kabupaten Bantul belum pernah ada penemuan fosil. Berbeda dengan di wilayah Gunungkidul yang banyak ditemukan fosil seperti kerang maupun hewan laut. Penemuan di wilayah kabupaten Bantul selama ini kebanyakan berupa gerabah.
"Gerabah ditemukan di wilayah Kasongan, Bantul. Sekarang menjadi daerah sentra pembuat gerabah," ucap Hery.
Hery menuturkan, selain gerabah, ditemukan pula alat-alat bantu berupa logam. Bahkan pada sekitar tahun 1986 ditemukan dua lempeng logam di Desa Sorok, Kabupaten Bantul, tepatnya di pinggir Kali Winongo.
Di dua lempeng logam yang dinamai Prasasti Tulang R terdapat tulisan berangka tahun 198 Sanjaya atau tahun 914 Masehi. Saat ini dua logam itu berada di Museum Nasional. "Lempengan itu saja dalam keadaan gerepes (terkikis). Apalagi tulang yang berumur ribuan tahun," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Dwi Widagdo (54), warga Dusun Umbul, Kelurahan Tamanan, Banguntapan, Kabupaten Bantul, Kamis (18/07/2014), tanpa sengaja menemukan tulang hewan yang diduga hidup di zaman purba. Kala itu dia sedang menggali tanah untuk fondasi rumah.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR