Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyatakan mendukung Israel untuk menggunakan haknya mempertahankan diri, tetapi memberi peringataan tentang peningkatan serangan ke Gaza.
Berbicara dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Jumat (19/7) waktu setempat, Obama mengekspresikan "kekhawatiran mendalam" atas banyaknya jumlah warga sipil yang tewas.
Korban meninggal di Palestina kini mencapai 300 lebih, tiga perempat di antaranya adalah warga sipil.
Obama mengatakan "tidak ada negara yang berdiam diri ketika diserang roket di perbatasan," tetapi dia meminta Israel untuk menjalankan operasi mereka "dengan cara yang bisa meminimalisir korban jiwa."
Sekjen PBB hari ini dijadwalkan tiba di wilayah itu untuk melakukan mediasi antara Israel dan Hamas.
Netanyahu sebelumnya telah memberi peringatan bahwa akan ada "ekspansi yang signifikan" namun militan Palestina yang mengontrol Gaza, Hamas, Israel akan "membayar mahal" atas invasi yang mereka lakukan.
Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas meminta Turki dan Qatar untuk mendesak Hamas agar bersedia menyetujui syarat gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir.
Setidaknya 60 warga Palestina tewas sejak Israel meluncurkan serangan darat pada Kamis (17/7).
Adapun satu prajurit dan satu warga sipil Israel tewas dan sejumlah lainnya terluka parah.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR