Banyak raksasa teknologi seperti Intel, Microsoft, dan IBM mengawali kisahnya dari area ini.
Apakah mungkin di kota atau negara lainnya akan menjadi the next Silicon Valley? Berdasarkan laporan yang ditulis Sohan Murthy (Research Consultant, LinkedIn), kemungkinan itu bisa saja terjadi.
Hal ini dilihat dari persentase jumlah profesional teknologi yang menghuni suatu kota atau wilayah, dilihat dari domisili mereka di profil LinkedIn.
Dengan menganalisis informasi yang tersimpan dalam lebih dari 300 juta profil anggota LinkedIn, bisa dilihat kota-kota di dunia yang memiliki persentase jumlah profesional teknologi terbesar dari seluruh profesional yang ada.
Bagaimana dengan Indonesia yang tidak masuk ke dalam daftar sepuluh besar tersebut? Ternyata LinkedIn menyebutkan bahwa Indonesia dikategorikan sebagai hidden gem (alias mutiara terpendam) di kawasan Asia Tenggara. Dan Indonesia bisa jadi next Silicon Valley-nya Asia Tenggara.
Hal ini didasari data bahwa kebutuhan dan peluang kerja untuk profesional di bidang software development di Indonesia masih belum banyak.
Padahal, anggota LinkedIn di Indonesia yang memiliki keahlian di dalam bidang tersebut mencapai lebih dari 7.000 anggota – lebih tinggi daripada Thailand, Vietnam, dan Malaysia.
Permintaan tertinggi justru terjadi di Singapura sehingga tidak mengherankan jika banyak talenta TI kita yang hijrah ke negeri tetangga itu.
Perkembangan jumlah profesional teknologi dari Indonesia di bidang software development juga tidak lepas dari peran institusi pendidikan yang terus-menerus menciptakan lulusan berkualitas.
LinkedIn menemukan 8 universitas di Asia Tenggara yang paling banyak menciptakan lulusan baru di bidang ini, tiga di antaranya di Indonesia yakni Universitas Bina Nusantara, Universitas Indonesia, dan Institut Teknologi Bandung.
Sementara itu, keahlian yang paling banyak dicari adalah XML, C#, MySQL, JavaScript, HTML dan Java.
Penulis | : | |
Editor | : | Kahfi Dirga Cahya |
KOMENTAR