Prof. Liddle: Saya memang sempat memikirkan hal ini. Bagaimana jika Jokowi-JK menawarkan kemitraan koalisi baru kepada Gerindra dan PAN, supaya ada rekonsiliasi nasional nanti. Kita melihat kampanye cukup seru, ada yang brutal dan kejam, seakan-akan salah satu harus menang dan yang lain kalah. Tetapi bagaimana jika Jokowi-JK mengulurkan tangannya kepada Gerinda dan PAN, mengundang mereka untuk masuk dalam koalisi besar untuk memerintah selama lima tahun ke depan. Ini akan mencapai beberapa hal. Pertama, tercapainya rekonsilisiasi. Kedua, kelanjutan perlawanan terhadap korupsi yang memang menjadi isu utama kedua calon presiden. Mereka sama-sama berkomitmen tinggi untuk memberantas korupsi di Indonesia. Alangkah baiknya jika mereka bisa bergabung untuk sama-sama melawan korupsi di Indonesia. Tapi ini hanya gagasan saya saja. Saya yakin Jokowi-JK juga sedang memikirkan hal ini.
VOA: Hal ini mungkin tercapai jika koalisinya hanya antar tokoh. Yang menjadi masalah adalah di belakang kedua calon presiden ini ada koalisi permanen yang punya agenda sendiri-sendiri. Misalnya, apakah PDI-Perjuangan yang mendukung Jokowi juga mau bekerjasama dengan Gerindra atau PAN atau PKS yang berasal dari kubu Prabowo?
Prof. Liddle: Betul. Memang jika kita bicara koalisi permanen hampir tidak mungkin terjadi koalisi. Sebab Golkar, lewat Yusril Ihza Mahendra telah mengatakan 'Golkar tidak bersedia berada di luar pemerintahan'. Jadi kalau Prabowo menciptakan apa yang disebut 'koalisi permanen', saya kira hal itu tidak akan terjadi karena Golkar akan selalu mencari kesempatan untuk tetap berada dalam pemerintahan.
VOA: Bisa jadi Golkar sedang bersiap melompat ke Jokowi jika benar dinyatakan menang?
Prof. Liddle: Betul.
VOA: Anda sudah lama mengikuti politik dalam negeri Indonesia dan pasti tahu bahwa koalisi permanen biasanya dibentuk setelah seorang calon dinyatakan secara resmi sebagai pemenang. Tetapi sebaliknya Prabowo membentuk koalisi permanen sebelum hasil pemilu diumumkan.
Prof. Liddle: Yaaa... katanya... hahahaha... Seperti Anda katakan saya sudah lama mengikuti politik dalam negeri Indonesia, jadi saya tahu bahwa yang permanen itu pun sesungguhnya bisa berubah.
VOA: Jadi menurut Anda tidak akan survive?
Prof. Liddle: No! Koalisi itu tidak akan survive. Koalisi antara Gerinda dan Golkar itu tidak akan survive. Jokowi sudah menang dan Golkar tidak akan mau menjadi bagian dari oposisi. Tetapi gagasan saya lain sama sekali, bagaimana jika Jokowi mengulurkan tangan kepada Gerindra dan PAN. Saya menonton semua "Debat Presiden" dan terkesan dengan beberapa jawaban Hatta Rajasa yang saya nilai menguasai berbagai kebijakan, jadi alangkah baiknya jika ia bisa menjadi bagian pemerintahan mendatang. Itu observasi saya.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR