Arthur Conan Doyle
Dikenal dengan karya serial Sherlock Holmes-nya yang sangat logis, Conan Doyle adalah spritualis paling terkenal pada masanya. Bahkan, Doyle sangat percaya pada gambar peri yang muncul pada foto gadis remaja yang dipalsukan yang saat itu sedang populer.
Perihal arwah, Doyle awalnya skeptis dengan keberadaannya. Namun secara bertahap dia yakin bahwa orang yang masih hidup bisa berkomunikasi dengan arwah orang yang sudah mati. Dirinya bahkan bergabung dengan kegiatan pemanggilan arwah pada 1880, dan menulis pendapatnya di mingguan Light pada 1887 yakni, "sangat pasti bahwa kecerdasan dapat ada walau terpisah dari tubuh."
"Minatnya tumbuh lebih kuat setelah dia yakin mendapatkan pesan pribadi dari putranya," terang Hartzman. Padahal putranya, Kingsley, sudah meninggal karena pneumonia setelah mengikuti Pertempuran Somme tahun 1916.
"Dia bahkan mengeklaim seorang roh bernama Pheneas—yang berusia ribuan tahun—secara teratur menghubungi dirinya dan istrinya untuk menasihati mereka tentang hal-hal seperti perjalanan dan properti."
Baca Juga: Mengenal Sir Arthur Conan Doyle, Pencipta Detektif Sherlock Holmes
Mary Todd Lincoln
Tiga tahun sebelum suaminya—Abraham Lincoln, mantan presiden Amerika Serikat—ditembak saat menonton pertunjukkan, Mary dirundung pilu karena kepergian putranya akibat demam tifoid saat berusia 11 tahun.
White House Historical Association mencatat, Mary Todd delapan kali melakukan pemanggilan arwah di Gedung Putih, khususnya Red Room setelah kematian Willie. Abraham Lincoln juga dilaporkan menghadiri kegiatan itu beberapa kali.
"Mary Todd Lincoln bergabung dengan sejumlah besar orang Amerika yang beralih ke spiritualisme selama perang saudara, yang saat itu hantu tentara gugur dan kehancuran total, dan spiritual tersebar luas ke penjuru negeri," ujar Lucile Scott penulis An American Convenent: A Story of Women, Mysticism and the Making of Modern America.
Source | : | History |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR