"Pada akhir 1850-an, sekitar 10 persen dari penduduk dewasa bebas Amerika mengikuti spritualisme dalam berbagai bentuk mode, dan tren itu berlanjut hingga 1860-an."
Kepedihan Mary Todd makin menjadi ketika suaminya ditembak pada 1865, dan terus berusaha berkomunikasi dengan anggota keluarganya yang telah meninggal. Akibatnya, dia menjadi ejekan publik pada masanya, terutama ketika tren spiritualisme menurun akibat dunia kedokteran mengenal 'mediomania' yang menghubungkan gejala kegilaan dan spritualisme, jelas Scott.
Hampir serupa dengan Mary Todd, Ratu Victoria berduka atas kematian suaminya, Pangeran Albert akibat sakit parah pada 1861, sampai masa berkabungnya berlangsung hingga akhir hayatnya tahun 1901.
Setelah kematian suaminya, ia dikabarkan lebih memilih untuk mengasingkan diri, menggunakan perhiasan serba hitam, permata duka yang berisi foto dan seikat rambut Albert.
Konon, upaya yang dilakukan sang ratu adalah cara untuk menghubungi Albert di akhirat. Hingga suatu ketika Robert James Lees mendatanginya, mengaku mendapat kabar dari Pangeran Albert di alam baka dan memiliki pesan penting untuk Victoria. Dia adalah seorang medium spiritualitas yang masih berusia 13 tahun.
Mendapat kabar itu, sang ratu mengatur jadwal pemanggilan arwah bersama Lees. Medium ini bahkan dapat membuktikan informasi yang tidak diketahui publik untuk menunjukkan kemampuannya seperti nama hewan peliharaan yang dimiliki Albert untuk Victoria.
"Victoria terus mengadakan pemanggilan arwah di istana dan diketahui meminta nasihat suaminya yang sudah meninggal dalam masalah politik," ungkap Hartzman.
Source | : | History |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR