Dian memulai kariernya sebagai wartawan televisi 12 tahun yang lalu dan kini ia menempati posisi sebagai produser senior di salah satu stasiun televisi berita terkemuka.
Ia kreatif, punya kepribadian yang kuat dan merupakan bagian dari kelas menengah urban yang lahir dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dan ia mengenakan jilbab.
Pakaian cerminkan identitas
Begitu juga Dian yang selama beberapa tahun terakhir rajin bereksperimen mencari gaya berbusana yang pas.
"Buat saya, pakaian saya mencerminkan identitas saya," kata Dian kepada saya di kantornya.
"Saya mulai memakai jilbab enam tahun yang lalu karena perintah agama. Tapi saya juga tetap punya gaya sendiri. Apa pun yang saya pakai harus terasa nyaman," tambahnya.
Tren ini juga ditangkap oleh para pelaku bisnis yang ditandai dengan menjamurnya toko menjual jilbab dan aneka aksesorinya.
Di Jakarta, toko-toko itu bisa ditemui di beberapa lokasi termasuk Pasar Tanah Abang.
Di pusat grosir inilah Anda memperdagangkan kerudung produksinya selama sembilan tahun terakhir.
"Kerudung itu mengubah wajah seseorang, kalau pakaian kan cuma mengubah penampakan bentuk tubuh tapi kerudung benar-benar menjadikan wajah kita beda," kata Anda.
"Saya juga mengajarkan kepada pembeli bagaimana cara memakai kerudung agar tampak menarik," katanya.
Namun ketika di satu sisi ada kelompok yang ingin memadukan agama dengan fashion, sejumlah elemen konservatif di Indonesia merasa negara ini terlalu cepat modern.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR