Namun, begitu seseorang menambahkan objek lain, interaksi kompleks ini menimbulkan permasalahan tiga benda. Hal ini disebut sebagai masalah karena sistem tersebut menjadi kacau dan tidak dapat diprediksi. Siapa pun tidak dapat begitu saja menentukan evolusi sistem tersebut dalam skala waktu yang lama.
Permasalahan fisika yang disebut juga sebagai masalah tiga tubuh ini telah menjadi subjek penelitian ilmiah selama lebih dari 400 tahun. Di masa lalu, para fisikawan termasuk Isaac Newstom telah mencoba memecahkan misteri yang disebut masalah tiga benda ini.
Pada tahun 1889, Raja Oscar II dari Swedia bahkan menawarkan hadiah, untuk memperingati ulang tahunnya yang ke-60, kepada siapa saja yang dapat memberikan gambaran umum atas misteri fisika tersebut. Pada akhirnya, matematikawan Prancis Henri Poincaré yang memenangkan kompetisi itu.
Baca Juga: Upaya Memecahkan Misteri Kuno 'Komputer Pertama' Berusia 2.000 Tahun
Poincaré membeberkan solusi yang justru membuktikan bahwa interaksi tersebut kacau, dalam arti bahwa hasil akhirnya pada dasarnya acak. Temuannya ini kemudian membuka bidang penelitian ilmiah baru, yang disebut teori chaos.
Tidak adanya solusi untuk masalah tiga benda ini menyebabkan para ilmuwan tidak dapat memprediksi apa yang terjadi selama interaksi yang erat antara sistem biner (terbentuk dari dua bintang yang mengorbit satu sama lain seperti Bumi dan Matahari) dan bintang ketiga. Kecuali kalau mereka mensimulasikannya di komputer dan mengikuti evolusi sistem tersebut selangkah demi selangkah.
Simulasi semacam itu menunjukkan bahwa ketika interaksi semacam itu terjadi, interaksi itu berlangsung dalam dua fase. Fase pertama adalah fase kacau ketika ketiga benda saling tarik-menarik dengan kuat, sampai satu bintang dikeluarkan dan kemudian terjadilah fase kedua. Jika bintang ketiga itu berada pada orbit yang terikat, bintang itu akhirnya turun kembali ke arah sistem biner sehingga fase pertama terjadi sekali lagi. Keberulangan itu baru berakhir ketika, pada fase kedua, salah satu bintang lolos pada orbit yang tidak terikat sehingga tidak pernah kembali ke sistem biner tersebut.
Baca Juga: Berapa Orang yang Diperlukan untuk Membangun Piramida Agung Giza?
Source | : | SciTechDaily |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR