Anda suka menjelajahi keindahan alam? Cobalah jangan hanya menikmati secara visual saja, tak ada salahnya Anda mencoba menulisnya.
Apa yang tertulis maka akan tetap terkenang, begitu pula pengalaman Anda. Bayangkan kenangan Anda bertahun-tahun lalu masih terkenang dan terbayang, bukankah sungguh menyenangkan?
Saat Anda menikmati deburan ombak, dinginnya hawa di pegunungan atau justru keunikan kebudayaan dan hal tak biasa itulah yang harusnya diabadikan.
Tak perlulah Anda merasa kesulitan dalam menuangkan ide pemikiran pada sebuah tulisan. Intinya satu, niat menulis.
Inilah kiat mengabadikan pengalaman perjalanan tak terlupakan dan tentunya bermanfaat.
Amati alam dan keunikan sekitar. Cobalah tengok kanan kiri ketika Anda menjelajahi daerah baru, siapa tahu menemukan hal unik yang tak biasa. Saat menemukan objek yang jarang ditemui, amati dengan seksama. Bayangkan Anda hendak mendeskripsikan kepada orang lain.
Catat dengan singkat. Sangat mungkin Anda lupa apa yang telah dilihat atau rasakan. Bisa saja Anda merasa tak perlu langsung mencatatnya, hanya berjaga-jaga agar tidak lupa selalu bawalah peralatan menulis. Wisnu Nugroho, penyunting buku Kisah Tujuh Penjuru menyarankan agar membawa pensil. “Untuk menghindari macet ketika menulis, pensil solusinya,” paparnya saat peluncuran buku.
Jangan lupa rekam. Saat Anda sudah mencatat maka satu langkah berharga sudah di tangan. Kamera profesional maupun poket, handycam, bahkan kamera ponsel dapat jadi alat rekam memori indah Anda. Foto maupun video akan jadi kenangan berharga saat Anda kembali menilik setelah sekian lama.
Tulis dalam bentuk tulisan menarik. Rugi rasanya pengalaman menarik nan tak terlupakan hanya Anda simpan di komputer maupun catatan. Tak ada ruginya membagikan tulisan perjalanan pada banyak orang. Selain berbagi kisah menarik, Anda akan mempromosikan keindahan alam dan kebudayaan suatu daerah.
Ketika Anda mengabadikan perjalanan dalam bentuk tulisan, maka akan terus terkenang dan tak lekang waktu.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR