Pengelolaan sampah di Kota Bandung, Jawa Barat, terkendala kurangnya truk pengangkut sampah.
Akibatnya, pengangkutan sampah dari tempat pembuangan sementara ke tempat pembuangan akhir Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat tidak bisa dilakukan setiap hari.
Setiap hari sampah di Kota Bandung sekitar 1.600 ton. Dari jumlah itu, yang dapat terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti sekitar 1.200 ton. Sisanya, sebanyak 150-250 ton diolah warga, 150-250 ton sampah lainnya tidak terangkut, dan dibuang di tempat pembuangan sampah liar.
"Jumlah truk pengangkut sampah saat ini sekitar 120 unit, yang seharusnya diperlukan sekitar 140 unit untuk menjangkau 160 TPS (tempat pembuangan sementara) di seluruh Bandung. Pengangkutan sampah di TPS rata-rata dapat dilakukan seminggu tiga kali," jelas Kepala Bidang Hukum dan Humas Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan Kota Bandung, Djubaedah, Kamis (25/9), di Bandung.
Dengan kondisi seperti ini, sulit untuk mewujudkan Bandung sebagai kota pariwisata yang bersih.
Dari 120 truk pengangkut sampah itu, 10 truk di antaranya adalah bantuan swasta melalui dana dari program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Secara umum, kondisi truk milik PD Kebersihan juga sudah tua sehingga perlu diremajakan.
Selain jumlah truk pengangkut sampah kurang, jumlah petugas penyapu jalan hanya 1.300 orang, yang bekerja pada pukul 05.00 sampai pukul 11.00. Mereka belum dapat menjangkau seluruh wilayah Kota Bandung, tetapi baru sebatas jalan utama atau protokol dan jalur wisata.
Dengan kondisi seperti ini, kata Djubaedah, sulit untuk mewujudkan Bandung sebagai kota pariwisata yang bersih. "Kondisi ini sedikit tertolong dengan adanya kerja sama juga dengan sejumlah pengusaha lewat dana CSR. Mereka bersedia membayar sekitar 80 tenaga alih daya. Tenaga alih daya ini bekerja dari pukul 11.00 sampai pukul 18.00, tetapi juga masih sebatas pada sejumlah jalan protokol," ujarnya.
Djubaedah berharap Tempat Pembuangan dan Pengolahan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Legok Nangka di Kabupaten Bandung sebagai pengganti TPA Sarimukti dapat diselesaikan tepat waktu. TPA Sarimukti akan habis masa umur teknis pelayanannya pada akhir 2016.
Kepala Dinas Permukiman dan Perumahan Jabar Bambang Rianto mengatakan, pembangunan TPPAS Regional Legok Nangka dimulai pada pertengahan 2015. "Ditargetkan akhir 2016 pembangunan sudah selesai dan dapat dioperasikan pada awal 2017," kata Bambang.
TPPAS Regional Legok Nangka di Desa Ciherang, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, itu diproyeksikan untuk dapat menampung sampah dari Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Sumedang, dan Kabupaten Garut.
Menurut Ketua Perhimpunan Alumni Dari Jepang Jabar, Agus Suherman, Kota Bandung harus belajar ke Hamamatsu, Jepang, dalam pengelolaan kota, terutama penanganan sampah. Di Hamamatsu, kota yang dihuni sekitar 0,8 juta jiwa, TPA bisa menghasilkan listrik sekaligus menjadi tempat wisata.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR