Amerika Serikat kini menjadi pemimpin koalisi puluhan negara untuk menggempur Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Sudah ratusan mungkin bahkan ratusan misi serangan udara digelar jet-jet tempur AS ke wilayah utara Irak dan Suriah. Pertanyaannya adalah berapa biaya yang harus dikeluarkan AS untuk perang ini?
Menurut perkiraan terbaru, hingga Senin (29/9), AS sudah merogoh koceknya hingga 780 juta dolar atau lebih dari Rp9,5 triliun untuk membiayai serangan udara yang dilakukan drone dan jet-jet tempur canggihnya.
Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel mengatakan dalam sehari AS harus mengeluarkan biaya 10 juta dolar atau sekitar Rp121 miliar. Pemerintah, lanjut Hagel, nampaknya akan meminta Kongres untuk mengucurkan lebih banyak dana untuk membiayai perang yang tidak diketahui kapan akan berakhir.
Pada Agustus lalu, sebelum AS melebarkan operasi serangan udaranya ke Suriah, Pentagon memperkirakan biaya perang adalah 7,5 juta dolar atau sekitar Rp91 miliar sehari. Ternyata perkiraan itu meleset.
Pusat Perhitungan Anggaran dan Strategi (CSBA), sebuah lembaga peneliti yang sangat berpengaruh terhadap Pentagon, sebelumnya memperkirakan perang udara ini sudah memakan biaya antara 780 - 930 juta dolar mulai 8 Agustus hingga 24 September.
Jika AS mengerahkan pasukan darat sebanyak 25.000 orang maka biaya tahunan militer akan membengkak menjadi 13 miliar hingga 22 miliar dolar AS. Sementara itu, kampanye serangan udara dengan tempo tinggi ditambah pengerahan 5.000 personel pasukan darat akan membutuhkan biaya antara 350-570 juta dolar sebulan.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR