Bayi kembar siam Muhammad Thobaraq Bima Hasan dan Muhammad Thobaraq Arjuna Sadikin menjalani operasi pemisahan, pada Senin (6/10) di RSUP Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat. Operasi itu melibatkan 102 anggota tim yang terdiri atas 12 spesialisasi.
Bima dan Arjuna adalah bayi dari pasangan Robby Achadiat (33) dan Susan Purnama (29) yang terlahir dalam kondisi kembar siam berjenis conjoined twin inschiophagus tetrapus. Tulang panggul, alat kelamin, anus, dan saluran cerna bagian bawah kedua bayi ini menyatu.
Pada operasi bayi kembar siam dempet panggul itu dilibatkan spesialis anestesi, bedah anak, urologi, bedah plastik, ortopedi, anak, radiologi,patologi klinik, rehabilitasi medik, psikologi, farmasi, ahli gizi, serta para perawat khusus.
Operasi diperkirakan berlangsung 16 jam, dimulai Senin pagi pukul 06.30 WIB.
Hingga pada pukul 19.00 WIB, belum ada kabar pemberitahuan lanjutan mengenai perkembangan di dalamnya.
Direktur Utama RSUP Hasan Sadikin Bayu Wahyudi mengatakan, Bima-Arjuna baru dioperasi setelah 1 tahun 9 bulan dirawat di RSHS karena pihaknya menyiapkan segala aspek dan kajian keilmuan serta melakukan sejumlah simulasi. Untuk melakukan operasi pemisahan kedua bayi ini sangat sulit.
"Tim medis punya sejumlah skenario dalam operasi ini. Fokus kami untuk pemisahan dan penyelamatan bayi," ujarnya.
Dokter spesialis anak sekaligus Ketua Tim Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu RSUD Dr Soetemo, Surabaya, Agus Harianto mengatakan, kasus bayi kembar siam dempet panggul itu kasus langka—tak hanya di Indonesia, juga di dunia.
"Ini tergolong kasus langka, satu dari dua juta kelahiran hidup. Umumnya 75 persen kasus pada perempuan, sedangkan ini pada laki-laki. Bayi ini tetap akan punya dampak (cacat) seumur hidup, tapi upaya ini yang terbaik untuk hidupnya," kata Dr. Agus.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR