Ujaran "Jokowi Presiden ke-7" dinilai "error". Demikian dikatakan dosen Matematika Institut Teknologi Bandung (ITB), Hendra Gunawan.
Pernyataan Hendra tak berhubungan dengan sikap politiknya. Dia bukan bagian dari "Jokowi haters". Dia hanya mengatakan bahwa pemilihan kalimat "Jokowi Presiden ke-7" tidak tepat.
"Menurut saya, istilah \'Presiden ke-7 RI\' itu error," demikian kicaunya lewat Twitter, Senin (20/10).
"Kalau pakai istilah Presiden ke-7, pemilu yang memilih presiden ke berapa? Kalau Anda jawab ke-8, berarti orangnya harus beda dong? Padahal bisa sama," imbuhnya.
Menurut Hendra, urutan presiden tidak dihitung dari urutan individu yang menjabatnya, tetapi dari urutan pemilu yang diselenggarakan untuk memilih sang presiden itu.
Dengan demikian, Hendra mengatakan bahwa "yang benar (Jokowi) adalah orang ke-7 yang menjadi Presiden RI. Jokowi menjadi Presiden ke-16!"
Presiden pertama dan kedua adalah Soekarno. Sementara itu, presiden ke-3 hingga ke-10 adalah Soeharto.
Habibie menjadi presiden ke-11. Gus Dur menjadi presiden ke-12. Megawati Soekarnoputri menjadi presiden ke-13. Sementara itu, Susilo Bambang Yudhoyono adalah persiden ke-14 dan ke-15.
Meski demikian, secara bercanda, Hendra mengatakan, "Kalau menurut numerolog, Presiden ke-7 atau ke-16 sama saja karena 1 + 6 = 7."
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR