Amico beserta tim penelitinya telah membuat grafik yang merangkum aktivitas otak subjek dengan memproses pemindaian otak. Teknik ini dikenal sebagai ilmu saraf jaringan atau penghubung otak.
“Semua informasi yang kami butuhkan ada dalam grafik ini, yang umumnya dikenal sebagai penghubung otak fungsional. Connectome adalah peta jaringan saraf. Mereka memberi tahu kami tentang apa yang dilakukan subjek selama pemindaian MRI mereka – jika mereka sedang beristirahat atau melakukan beberapa tugas lain, misalnya. Koneksi kami berubah berdasarkan aktivitas apa yang sedang dilakukan, dan bagian otak mana yang digunakan.” kata Amico sebagaimana dilansir Tech Explorist.
Musisi profesional, pegolf atau pemain catur, misalnya, memiliki karakteristik khusus di bagian otak yang paling sering mereka gunakan untuk aktivitas terampil mereka. Namun, peristiwa dengan durasi yang lebih pendek juga dapat meninggalkan jejak di otak: Misalnya, lengan kanan dibiarkan diam selama dua minggu, ketebalan korteks otak di area yang bertanggung jawab untuk mengendalikan lengan yang tidak bergerak akan berkurang.
Baca Juga: Tahukah Anda bahwa Para Hewan Juga Bisa Melihat Ilusi Optik?
"Kami menduga bahwa pengalaman tersebut memiliki efek pada otak yang berinteraksi dengan susunan genetik sehingga selama bertahun-tahun setiap orang mengembangkan anatomi otak yang sepenuhnya individual," jelas Jäncke.
Untuk menyelidiki hipotesis mereka, Jäncke dan tim penelitinya memeriksa otak hampir 200 orang tua yang sehat menggunakan pencitraan resonansi magnetik tiga kali selama periode dua tahun. Lebih dari 450 fitur anatomi otak dinilai, termasuk yang sangat umum seperti volume total otak, ketebalan korteks, dan volume materi abu-abu dan putih. Untuk masing-masing dari 191 orang, para peneliti mampu mengidentifikasi kombinasi individu dari karakteristik anatomi otak tertentu, dimana akurasi identifikasi, bahkan untuk karakteristik anatomi otak yang sangat umum, lebih dari 90 persen.
Membandingkan grafik yang dihasilkan dari pemindaian MRI dari subjek yang sama yang diambil beberapa hari terpisah, mereka dapat dengan benar mencocokkan dua pemindaian subjek tertentu hampir 95% dari waktu. Dengan kata lain, mereka dapat secara akurat mengidentifikasi seseorang berdasarkan sidik jari otak mereka.
Baca Juga: Melacak Aktivitas Otak Manusia Melalui Penyelidikan Otak Tikus
Source | : | techexplorist.com |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR