Dengan mempelajari geologi, baik di Chicxulub maupun di seluruh dunia, para ilmuwan telah mengumpulkan apa saja yang terjadi pada hari yang mengerikan itu dan tahun-tahun setelahnya.
Bahkan sebelum Chicxulub menabrak, asteroid itu siap untuk bergesekan dengan atmosfer bumi. Asteroid ini bertabrakan dengan Bumi pada sudut yang paling merusak, menurut sebuah studi tahun 2020 yang diterbitkan di jurnal Nature Communications.
Asteroid itu berdiameter sekitar 12 kilometer dan melaju dengan kecepatan sekitar 43.000 kilometer per jam. Pada akhirnya, asteroid ini menciptakan bekas luka selebar 200 kilometer di permukaan planet ini, kata Sean Gulick, seorang profesor riset di University of Texas Institute for Geophysics yang memimpin penelitian soal tumbukan asteroid Chicxulub ini.
Hal lebih penting yang ditemukan oleh para peneliti, asteroid itu menghantam planet ini sekitar 60 derajat di atas cakrawala. Sudut ini sangat merusak karena memungkinkan tumbukan asteroid mengeluarkan sejumlah besar debu dan aerosol ke atmosfer.
Baca Juga: Ilmuwan Mengungkap Asal Asteroid Chicxulub Pembunuh Dinosaurus
Gulick menunjuk bukti yang didapat timnya di wilayah lokasi tumbukan tersebut untuk mendukung simulasi pukulan miring, termasuk struktur kawah yang asimetris, posisi batuan mantel yang melengkung ke atas, urutan sedimen unik di inti sampel yang dikumpulkan dari wilayah tersebut dan, terutama, tidak adanya jenis batuan yang berbeda, yang disebut evaporit, di inti sampel, seperti halit dan gipsum.
Tim Gulick memperkirakan bahwa dampak tumbukan asteroid tersebut akan menguapkan batuan evaporit. Sebab, tumbukan itu akan menghasilkan 325 gigaton belerang dalam bentuk aerosol belerang serta 435 gigaton karbon dioksida ke atmosfer.
Material yang terlempar ke atmosfer sebagian besar terdiri atas batu-batu yang dihancurkan dan tetesan asam sulfat, yang berasal dari batuan laut yang kaya sulfat, yang dikenal sebagai anhidrit, yang menguap selama serangan asteroid, menurut sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan di jurnal Nature Geoscience.
Baca Juga: Asteroid Pemusnah Dinosaurus Picu Tsunami Besar di Seluruh Laut Dunia
Source | : | Live Science,Nature Communications,Geophysical Research Letters |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR