Seorang polisi Tunisia dipenggal oleh kelompok militan dalam serangan di dekat perbatasan Aljazair. Demikian dijelaskan sejumlah pejabat setempat, Selasa (2/12).
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Tunisia mengatakan, polisi itu dan saudara laki-lakinya diculik dari mobil mereka di daerah Kef. Para penculik kemudian membebaskan saudara polisi itu, tetapi sang polisi kemudian dibunuh.
Kementerian Dalam Negeri menyatakan, aparat kepolisian saat ini tengah melakukan penyelidikan dan mencari para pelaku pemenggalan itu. Bulan lalu, lima aparat keamanan negeri itu tewas dalam serangan militan, juga di kawasan Kef.
Serangan itu dilakukan pada saat Tunisia tengah menyiapkan pemilihan presiden bulan ini. Pemimpin partai sekuler Nidaa Tounes, Beji Caid Essebsi, akan menghadapi presiden sementara dan pegiat hak asasi manusia, Moncef Marzouki.
Pemilihan presiden ini merupakan pemilu yang digelar dalam tahap transisi menuju demokrasi. Pemenang pemilihan presiden akan menjadi pemimpin pertama Tunisia yang dipilih secara bebas.
Para analis mengatakan, salah satu tantangan besar presiden baru adalah menangani kelompok-kelompok militan Islam yang berkembang sejak digulingkannya pemimpin otoriter, Zine El-Abedine Ben Ali.
Sejumlah pengamat mengatakan, Tunisia lebih baik dibandingkan negara-negara Arab lain yang juga mengalami pergolakan. Namun, tahun lalu, militan Islamis dituding bertanggung jawab atas pembunuhan dua politisi sayap kiri. Kejadian ini menyebabkan krisis politik.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR